Macet Horor di Tanjung Priok

Kisah di Balik Macet Horor di Tanjung Priok, Senyum Bahagia Warga Bantu Sopir Takut Bajing Loncat

Kisah di balik macet horor di Tanjung Priok, Jakarta Utara, senyum bahagia warga dan opang bantu sopir truk yang khawatir bajing loncat.

TRIBUNJAKARTA.COM - Kisah di balik macet horor di Tanjung Priok, Jakarta Utara, warga bernama Roni (52) dapat tersenyum bahagia setelah membantu para sopir truk.

Para sopir truk itu khawatir adanya bajing loncat kalau meninggalkan kendaraannya.

Tak hanya sopir truk, Roni juga membantu para pengemudi mobil yang kehabisan bensin sampai mencari jalan 'tikus' demi mempercepat ke lokasi tujuan.

Roni pun bisa tersenyum bisa meraup Rp 500 ribu dari membantu sopir truk dan pengemudi mobil.

Roni mengumpulkan recehan yang jika dijumlahkan bisa mencapai ratusan ribu rupiah. “Jadi ya gitu, kurang lebihnya Rp 500.000 kemarin, Alhamdulillah,” kata Roni di Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Selatan, Jumat (18/4/2025) dikutip dari Kompas.com.

Saat itu, Roni hanya bermodalkan keyakinan. Roni berupaya memenuhi segala kebutuhan para pengendara truk kontainer hingga mobil pribadi yang terjebak macet di Jalan Yos Sudarso, Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara

Sejak pukul 08.30 WIB hingga 21.00 WIB, Roni hilir mudik menanyai satu per satu pengendara tentang kebutuhan mereka, dari makanan, minuman, hingga bensin eceran. 

Salah satu permintaan paling sering yang ia terima adalah membelikan makanan. 

Banyak sopir truk kelaparan setelah berjam-jam terjebak macet, namun tak berani meninggalkan kendaraannya. 

Mereka takut truk diserang bajing loncat atau tiba-tiba lalu lintas bergerak. Roni pun menjadi jembatan harapan. 

lihat fotoKLIK SELENGKAPNYA: Berikut Lokasi Delapan Parkir liar di Jakarta yang Sempat Viral. Terungkap Tarif Parkir liar itu Mulai dari Rp 10 ribu Hingga Rp 300 ribu.
KLIK SELENGKAPNYA: Berikut Lokasi Delapan Parkir liar di Jakarta yang Sempat Viral. Terungkap Tarif Parkir liar itu Mulai dari Rp 10 ribu Hingga Rp 300 ribu.

Di tengah deru mesin yang tertahan dan klakson yang bersahut-sahutan, Roni melangkah di antara barisan truk, berteriak menawarkan bantuan kecil yang berarti besar bagi para sopir yang kelaparan dan kelelahan. 

“Iya, sopir yang di atas (Tol Layang Wiyoto Wiyono). Di bawah sini kan ada warung. Nanti dia kasih tali yang ada ember. Terus digeret ke bawah terus ke atas, ya gitu,” ungkap Roni. 

Selain itu, saat kemacetan horor di Tanjung Priok ini, Roni juga sempat membantu salah satu pengemudi mobil yang kehabisan bensin. 

Saat Roni menyusuri celah-celah kemacetan sambil berjalan kaki, seorang perempuan dari balik kaca jendela mobil memanggilnya. 

“Ada yang tanya, ‘Pak, boleh minta tolong enggak? Saya kehabisan bensin’, ‘Tolong pak, bensin 5 botol pak’. Nanti saya cari bensin eceran, lari,” kata dia. 

Namun, setelah membelikan bensin, sang pengemudi bertanya kepada Roni apakah ia bisa mengemudikan mobil. 

Perempuan itu kelelahan setelah lama menunggu di tengah kemacetan dan kehabisan bensin. 

Tanpa berpikir panjang, Roni menyanggupi permintaan itu. 

Ia mengemudikan mobil dari kawasan Sungai Bambu menuju Kelapa Gading, melewati jalan-jalan tikus untuk menghindari kemacetan

Perjalanan itu memakan waktu hingga dua jam. 

“Dia mau meeting, tapi kecapean, minta tolong. Di sini dia jalannya enggak begitu paham. Ya lewat jalan tikus. Itu terakhir dapat Rp 250.000,” ungkap dia. 

Di tengah kepadatan yang membuat banyak orang frustrasi, Roni justru menemukan cara untuk membantu, dan tetap mendapat rezeki. 

Ia pulang dengan uang ratusan ribu dan menutup hari dengan senyuman.

Senyum Opang

KISAH MACET HOROR - Warga bernama Roni (52) dan Ojek pangkalan bernama Yono (58) di Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (18/4/2025). Kisah di balik macet horor di Tanjung Priok, Jakarta Utara, senyum bahagia warga dan opang bantu sopir truk yang khawatir bajing loncat. (KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI)
KISAH MACET HOROR - Warga bernama Roni (52) dan Ojek pangkalan bernama Yono (58) di Sungai Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (18/4/2025). Kisah di balik macet horor di Tanjung Priok, Jakarta Utara, senyum bahagia warga dan opang bantu sopir truk yang khawatir bajing loncat. (KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI) (KOMPAS.com/BAHARUDIN AL FARISI)

Kemacetan di Tanjung Priok juga membawa berkah tersendiri buat ojek pangkalan (opang) Yono (58).

Wajahnya tak bisa menyembunyikan rasa syukur. Senyum semringah mengembang sejak pagi hingga malam. 

“Alhamdulillah, ada dampak pemasukan, lumayan. Cuma ya gitu, di sini rebutan, jadi enggak antre,” ujar Yono saat ditemui, Jumat (18/4/2025). 

Sepanjang hari Kamis kemarin, sejak pukul 06.30 WIB hingga sekitar pukul 20.00 WIB, Yono kebanjiran penumpang. 

Sebagian besar adalah pekerja yang panik terlambat masuk kantor karena angkutan umum terhambat dan jalanan nyaris tak bergerak. 

“Kemarin dapat 10 penumpang. Tapi sekarang, udah jam 11 siang, masih nol. Enggak apa-apa, kemarin sudah dapat banyak,” katanya sambil tertawa kecil. 

Biasanya, satu hingga tiga penumpang dalam sehari sudah cukup membuatnya bersyukur. 

Tapi kemacetan membuat situasi berubah drastis. 

kemarin, Yono mengantongi uang hingga Rp 270.000. Penumpangnya minta diantar ke berbagai tujuan, yakni tiga kali ke Pelabuhan, sisanya ke Pademangan, Kalibaru, dan sekitaran Sungai Bambu. 

Menurut Yono, bukan hanya opang sepertinya yang kecipratan rezeki. 

Para pedagang makanan juga merasakan imbas positif dari kemacetan yang disebabkan oleh aktivitas bongkar muat. 
“Termasuk tukang dagang kan lumayan. Karena para sopir kontainer, lapar, ya dia beli minuman, makanan. Ada imbasnya, ada hikmahnya,” kata Yono Kemacetan mungkin jadi mimpi buruk bagi banyak orang. 

Diketahui, kemacetan parah yang terjadi selama beberapa hari terakhir di ruas jalan akses Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara mendorong pengelola pelabuhan dan otoritas terkait mengambil langkah pembatasan volume bongkar muat

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Utama Tanjung Priok M. Takwim Masuku mengatakan, pembatasan dilakukan berdasarkan parameter berbeda di tujuh terminal peti kemas yang ada di sekitar kawasan Pelabuhan Tanjung Priok.

Pembatasan volume bongkar muat ini akan dilakukan atas koordinasi pihak terminal, Pelindo, KSOP, dan stakeholder terkait lainnya.

Pembatasan ini akan dilakukan pada Senin (21/4/2025).

"Berdasarkan kesepakatan bersama untuk nanti mungkin di hari Senin kita akan membuat dalam bentuk SOP, namun ini sudah disepakati oleh teman-teman Pelindo dan Polres dan pihak terminal, bahwa kami akan melakukan pembatasan terhadap volume receiving-delivery sesuai dengan parameter yang ada di masing-masing terminal," ucap Takwim dalam konferensi pers di kantornya, Jumat (18/4/2025).

Ada tujuh terminal peti kemas di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok yang memiliki kapasitas berbeda untuk penampungan logistik.

Rinciannya terminal peti kemas JICT dengan kapasitas 5.000 truk, TPK Koja 1.300 truk, NPCT 1 2.500 truk, Terminal MAL 800 truk, IPC TPK TP 2 (ocean going) 1.500 truk, IPC TPK TP 2 (domestik) 2.000 truk, dan IKT 1.500 truk.

Takwim lalu mengeklaim bahwa aktivitas di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok tidak hanya terpusat di NPCT 1, melainkan tersebar di beberapa terminal yang secara bersamaan juga menjalankan operasional masing-masing.

Dengan pembatasan ini, diharapkan lalu lintas kendaraan logistik menuju dan dari pelabuhan bisa kembali terkendali, serta mencegah kemacetan ekstrem terulang di kemudian hari.

"Kami akan terus memantau ini bersama-sama dengan Pelindo dan Polres. Kalau itu berjalan dengan jumlah tersebut, tentu kondisi akan bisa lebih kondusif," kata Takwim.

Diketahui, kemacetan ekstrem telah terjadi sejak Rabu (15/4/2025) malam dan masih berlangsung hingga Jumat (17/4/2025) sore.

Volume bongkar muat peti kemas di NPCT 1 yang membludak alias tak sesuai kapasitas normalnya membuat kendaraan angkutan barang banyak yang terpaksa menunggu antrean di ruas jalan akses ke pelabuhan.

Volume bongkar muat yang membludak ini juga berkaitan dengan kedatangan tiga kapal yang berbarengan ke terminal peti kemas itu.

Tak cuma berbarengan, ketiga kapal itu jadwal kedatangannya terlambat. (Kompas.com/TribunJakarta.com)

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved