Viral di Media Sosial

Setelah Aura Cinta, Bocah Ini Curhat ke Dedi Mulyadi, Sekolahnya Mirip Kontrakan: Cuma 2 Kelas

Setelah Aura Cinta ditemui Dedi Mulyadi karena kritikannya menjadi korban penggusuran, muncul lagi seorang bocah perempuan melakukan hal serupa. 

(Tangkapan layar Instagram sd.tqmasyruriah dan Kompas.com/Frederikus Tuto Ke Soromaking).
SURAT UNTUK KDM - Seorang bocah perempuan membacakan surat terbuka untuk KDM, Kang Dedi Mulyadi dengan harapan dapat membantu memperbaiki sekolahnya yang mirip dengan kontrakan. (Tangkapan layar Instagram sd.tqmasyruriah dan Kompas.com/Frederikus Tuto Ke Soromaking). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Setelah Aura Cinta ditemui Dedi Mulyadi karena kritikannya menjadi korban penggusuran, muncul lagi seorang bocah perempuan melakukan hal serupa. 

Namun, bukan kritikan, melainkan sebuah keinginan. 

Bocah itu berharap Gubernur Jawa Barat tersebut mendengarkan curhatannya. 

Bocah berkerudung itu membacakan sebuah surat terbuka berisi harapannya terhadap sang gubernur.

Ia berdiri sembari membaca surat dengan latar deretan rumah kontrakan.

"Saya Haifa Nur Ilmi yang sekolah di SDTQ Masyruriyah dan ikut juga belajar di rumah Quran Masyruriyah. Seperti yang bapak lihat aku berada di lingkungan sekolah namun tidak seperti sekolah, lebih tepatnya aku seperti berada di kontrakan rumah warga yang berjejer," ujar Haifa seperti dikutip dari Instagram @sd.tqmasyruriyah yang tayang pada Jumat (2/5/2025). 

Haifa bercerita bahwa dirinya adalah angkatan pertama dari sekolah tersebut. 

Ia telah bersekolah sejak sekolah itu baru berdiri yang semula merupakan rumah dari seorang pendiri. 

"Aku murid angkatan pertama di sekolah ini dengan kelas masih dua ruangan, karena sekolah ini berdiri dari nol, memulai membangun kelas dari rumah seorang pendiri."

"Lalu, aku masuk ke sekolah ini bertujuan untuk belajar membaca Al-Quran secara tartil lalu menghafalnya, aku ingin mewujudkan cita-citaku menjadi penghafal Al-Quran," katanya. 

Ia sebenarnya bersyukur meski dalam kondisi sekolah yang memprihatinkan, tetapi masih dapat mengenyam pendidikan di sana. 

Namun, Haifa terketuk hatinya setelah teman-temannya yang ingin masuk ke sekolah itu batal karena jumlah kelasnya terbatas. 

"Apalagi karena sekolah kita masih ngontrak. Jadi, sekolah harus membayar sebesar Rp 2,4 juta setiap bulannya untuk membayar kontrakan. Mudah-mudahan Bapak Gubernur kita bisa melihat video kami ini, tersentuh dengan keadaan kami dan bisa menjadi jalan ikhtiar kami untuk mendapatkan dana pembangunan sekolah yang kami impikan atas izin Allah."

"Dan semoga, bapak selalu dalam keadaan sehat terus, semangat dalam membantu rakyat serta anak-anak bangsa lainnya. Amin," tutupnya. 

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

 

 

 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved