Muncul Istilah Mulyono Jilid II, Pengamat Ungkap Perbedaan Telak Dedi Mulyadi dengan Jokowi

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi kini ramai dijuluki Mulyono jilid II hingga Jokowinya Sunda.

|
Dokumentasi Dedi Mulyadi
DEDI JOKOWI JILID II - Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jawa Barat Dedi Mulyadi mendampingi Presiden Joko Widodo ketika menghadiri Gebyar Bakso Merah Putih dan pemecahan rekor muri makan bakso gratis 30.000 porsi yang digelar oleh Paguyuban Pedagang Mie Bakso Indonesia (Papmiso) di Kota Deltamas, Desa Sukamahi, Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Minggu (3/2/2019). Kini, Dedi menjadi Gubernur Jawa Barat dan Jokowi lengser dari kursi presiden. Dedi disebut-sebut sebagai Jokowi 2.0 karena gaya blusukannya. (Dokumentasi Dedi Mulyadi.) 

TRIBUNJAKARTA.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi kini ramai dijuluki Mulyono jilid II hingga Jokowinya Sunda.

Hal itu berkat aktivitasnya yang sering turun ke masyarakat, dan menjawab masalah langsung di lokasinya.

Di media sosial, aksi Dedi itu dihubung-hubungkan dengan gaya politik Jokowi yang juga sering turun ke masyarakat, karib dengan sebutan blusukan.

Jokowi pun meraih popularitas karena gaya blusukannya hingga bisa menaiki anak tangga pimpinan eksekutif, dari Wali Kota Solo, Gubernur Jakarta hingga Presiden Indonesia dua periode (2014-2024).

Namun, pengamat politik Burhanuddin Muhtadi melihat perbedaan telak antara Dedi Mulyadi dan Jokowi.

"Sebenarnya kalau menyebut seorang KDM (Kang Dedi Mulyadi) versi lain dari Jokowi, Jokowi versi 2.0 itu enggak seluruhnya benar juga sih," kata Burhan, sapaan karib sang pengamat, saat bicara di program On Point with Adisty, Youtube Kompas TV, tayang Sabtu (10/5/2025).

Menurut Burhan, Dedi Mulyadi sangat artikulatif, sedangkan Jokowi tidak.

Seorang Dedi Mulyadi bisa menghadapi masalah dengan berdialog, diskusi hingga berdebat.

Burhan menyontohkan salah satu peristiwa yang membuat nama Dedi Mulyadi populer di Purwakarta.

Saat itu dia menjabat Anggota DPRD Purwakarta (1999-2004).

Setelahnya, ia menjadi Wakil Bupati dan Bupati Purwakarta.

"Kalau kita lihat jejaknya KDM ini, misalnya waktu dia menjadi anggota DPRD Purwakarta, waktu itu Purwakarta penuh dengan demo buruh."

"Ketika koleganya dari anggota DPRD Purwakarta tidak mau menemui demo-demo buruh, dia temuin. Ramai terjadi perdebatan sangat sengit gitu ya, tetapi setelah demo itu dia justru populer karena berani mendebat dan sekaligus mengajak dialog mereka yang kontrak."

"Setelah itu dia maju sebagai kepala daerah kan dan sukses," papar Burhan.

Burhan menegaskan, seorang Jokowi tidak bisa seperti Dedi Mulyadi dalam hal berdialog seperti peristiwa dengan buruh itu.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved