Sosok 'Walid' Bekasi Kabur Usai Tempat Praktik Pengobatan Alternatifnya Disegel Satpol PP

Sosok 'Walid' Bekasi Kabur Usai Tempat Praktik Pengobatan Alternatifnya Disegel Satpol PP

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Pebby Adhe Liana
TribunJakarta.com/ Yusuf Bachtiar
PELECEHAN MODUS PENGOBATAN - Saung Dzikir Al-Zikra di Kelurahan Jatimurni, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi yang menjadi lokasi dugaan pelecehan seksual modus pengobatan alternatif. 

Laporan wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar 

TRIBUNJAKARTA.COM, PONDOK MELATI - Murtan, 61 tahun, pria yang dijuluki Walid Bekasi kabur usai tempat praktik pengobatan alternatifnya di RT 02 RW 06, Jatimurni, Pondok Melati, Kota Bekasi disegel Satpol PP. 

Ketua RT setempat Gunam, mengatakan, penyegelan sudah dilakukan sejak Kamis, (8/5/2025) oleh Satpol PP dan unsur Kepolisian setempat. 

"Langsung disegel Satpol PP, alhamdulillah semenjak Pak Wali Kota datang kemari cepat ditindaklanjuti," kata Gunam. 

Lokasi praktik merupakan tempat tinggal terduga pelaku bersama istri, anak, menantu serta cucunya. 

Selain bangunan utama rumah, pelaku memiliki ruang khusus pengobatan alternatif yang dinamai Saung Dzikir Al-Zikra. 

Lokasi yang disegel merupakan Saung Dzikir Al-Zikra, posisinya berada di bagian belakang bangunan utama rumah. 

Gunam sampai saat ini tidak tahu keberadaan terduga pelaku serta keluarganya, mereka pergi tak lama setelah ramai dugaan pelecehan terkuak. 

"Ya saya juga belum ada perkembangan ya, selama kemarin ada surat panggilan untuk ke Polres, tanggal 8, tanggal 9 harus ke Polres, tapi sementara ini saya juga belum ketemu nih pelaku," ucap Gunam.

Sebelumnya warga dihebohkan dengan terkuaknya praktik pelecehan seksual modus pengobatan alternatif, peristiwa terjadi di Saung Dzikir Al-Zikra di Kelurahan Jatimurni, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi

Kabar tersebut muncul setelah sejumlah warga mengadu ke media sosial, salah satunya diunggah akun Instagram @info_pondokgede dan akun resmi Wali Kota Bekasi @mastriadhianto.

Wali Kota Bekasi Tri Adhianto bahkan sudah mendatangi lokasi, membantu para korban untuk sama-sama memproses dugaan pelecehan ke Polisi.

Kasus yang terjadi di Jatimurni ini mengingatkan warganet pada sosok Walid, karakter pada series Bidaah yang belakangan marak diperbincangkan jagad maya. 

Sebagai informasi, series tersebut menceritakan kehidupan Walid Muhammad pemimpin sekte keagamaan yang menyimpang. 

Tokoh utama melakukan manipulasi berkedok agama, diantaranya nikah paksa sampai ritual-ritual kontroversi. 

Kesaksian korban

Salah satu korban, berinisial K (28) mengaku dapat perlakuan tak pantas saat berobat ke Saung Dzikir Al-Zikra milik terduga pelaku pada 2016 silam. 

"Kejadiannya udah dari 2016, saya enggak bilang siapa-siapa karena takut," kata K saat diwawancarai pada Selasa (13/5/2015). 

Pada saat kejadian K masih berubur 19 tahun, tujuannya berobat ke Saung Dzikir Al-Zikra karena mengalami masalah dalam rumah tangga. 

K berharap melalui perantaran Murtan suaminya bisa kembali pulang sehingga bisa memperbaiki kondisi rumah tanggapannya.

"Berobat buat suami saya, kan enggak pulang-pulang biar suami saya pulang," jelas K. 

Tiba di Saung Dzikir Al-Zikra, korban diminta masuk ke dalam sebuah ruangan. Di tempat ini pelaku melancarkan aksi bejatnya terhadap K.

"Saya bilang 'kok kayak gini', terus kata dia 'Pengobatannya emang kayak gini' Yang lain juga begitu," kata dia.

"Saya belum lapor Polisi karena masih takut, tapi berharap pelaku cepet ketangkep karena udah resah saya jadi korban dari 2016," ucapnya. 

Di wilayah setempat, Murtan kerap membuka pengajian dan memiliki banyak jemaah sampai warga sekitar mengenalnya sebagai ustaz. 

Saung yang menjadi tempat membuka praktik sekaligus rumah tersebut kini sudah kosong, Murtan serta anak dan istrinya beberapa hari terakhir kabur usai dugaan pelecehan seksual viral. 

Korban lainnya yakni M (38), juga menceritakan pelecehan seksual yang menimpanya. Peristiswa ini terjadi saat dia berobat lantaran kakinya terkilir pada 2023 silam. 

"Kalau saya dua tahun lalu, waktu berobat kaki saya keseleo," ucap M. 

Selama dua tahun, M memendam penderitaan usai dilecehkan Murtan. Dia merasa takut untuk cerita ke siapa pun karena menganggap kejadian yang menimpanya sebagai aib. 

"Banyak kok korbannya, cuman para korban itu takut. Merasa ini aib, kan ini bukan masalah yang ibaratnya gimana ya, ini aib," ucap dia.

Bahkan dengan suaminya, M tidak berani cerita karena merasa takut biduk rumah tangganya malah berantakan.

"Korban mereka itu punya suami, mereka menjaga, nanti takutnya kalau misalnya selama ini kenapa nggak ngomong, nanti akhirnya jadi bumerang dia berantem sama suaminya, keluarganya kan gitu," ucapnya. 

Aksi bejat yang dilakukan Murtan rupanya menimpa banyak korban, beberapa diantaranya mulai berani bicara melalu media sosial mengadukan kejadian ke akun Instagram Wali Kota Bekasi Tri Adhianto. 

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved