Cerita Kriminal

Korban 'Walid Bekasi', Pelecehan Berkedok Pengobatan Alternatif Bertahun-tahun Pendam Penderitaan 

Aksi bejat dilakukan seorang bernama Murtan (61), ia melakukan pelecehan seksual terhadap perempuan dengan modus pengobatan alternatif di Bekasi.

Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Rr Dewi Kartika H
TribunJakarta.com/ Yusuf Bachtiar
PELECEHAN MODUS PENGOBATAN - Saung Dzikir Al-Zikra di Kelurahan Jatimurni, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi yang menjadi lokasi dugaan pelecehan seksual modus pengobatan alternatif.  

Laporan wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar 

TRIBUNJAKARTA.COM, PONDOK MELATI - Aksi bejat dilakukan seorang bernama Murtan (61), ia melakukan pelecehan seksual terhadap perempuan dengan modus pengobatan alternatif Saung Dzikir Al-Zikra di Jatimurni, Pondok Melati, Kota Bekasi

Tidak sedikit korban baru berani bicara setelah dugaan pelecehan seksual itu viral, mereka bahkan memendam penderitaan selama bertahun-tahun.

Seperti yang dialami korban berinisial K (28), dia mengaku, mendapat perlakuan tak pantas saat berobat ke Saung Dzikir Al-Zikra pada 2016 silam. 

"Kejadiannya udah dari 2016, saya enggak bilang siapa-siapa karena takut," kata K saat diwawancarai pada Selasa (13/5/2015). 

Pada saat kejadian K masih berubur 19 tahun, tujuannya berobat ke Saung Dzikir Al-Zikra karena mengalami masalah dalam rumah tangga. 

"Berobat buat suami saya, kan enggak pulang-pulang biar suami saya pulang," jelas K. 

Bukannya mendapat pencerahan, K justru malah menjadi korban pelecehan yang dilakukan pemilik Saung Dzikir Al-Zikra yang biasa disapa Ustaz Murtan. 

"Saya belum lapor Polisi karena masih takut, tapi berharap pelaku cepet ketangkep karena udah resah saya jadi korban dari 2016," ucapnya. 

Hal yang sama dialami M (38), pelecehan seksual yang menimpa terjadi saat dia berobat karena kakinya terkilir pada 2023 silam. 

"Kalau saya dua tahun lalu, waktu berobat kaki saya keseleo," ucap M. 

Selama dua tahun, M memendam penderitaan usai dilecehkan Murtan. Dia merasa takut untuk cerita ke siapa pun karena menganggap kejadian yang menimpanya sebagai aib. 

"Banyak kok korbannya, cuman para korban itu takut. Merasa ini aib, kan ini bukan masalah yang ibaratnya gimana ya, ini aib," ucap dia.

Bahkan dengan suaminya, M tidak berani cerita karena merasa takut biduk rumah tangganya malah berantakan.

"Korban mereka itu punya suami, mereka menjaga, nanti takutnya kalau misalnya selama ini kenapa nggak ngomong, nanti akhirnya jadi bumerang dia berantem sama suaminya, keluarganya kan gitu," ucapnya. 

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved