Jokowi Masuk Bursa Calon Ketum PSI, Rocky Gerung: Terlalu Basa Basi One Man One Vote

Rocky Gerung mengungkit wacana Jokowi yang masuk bursa calon ketum PSI. Ia menilai one man one vote buat basa basi.

|

Hal itu dilakukan agar Jokowi tidak tergiur dengan peralatan politik orang lain.

"Jadi bagus Pak Jokowi jadi ketua partai. Enggak perlu lagi ya, dimaklumatkan aja toh kalau Pak Jokowi pakai prinsip one man one vote begitu Pak Jokowi ada di panggung pemilihan ya pasti terpilih kan," katanya.

"Jadi itu dasarnya tuh atau ada rekayasa macam-macam. Tapi sekali lagi orang ingin supaya Pak Jokowi melembagakan kepentingan politiknya supaya enggak cawe-cawe, supaya enggak ikut campur lagi walaupun apa namanya istilah sudah mantan tapi masih mantau.Kira-kira begitu kan," imbuhnya.

Rocky pun yakin Jokowi memiliki modal untuk memimpin PSI. Ia pun menerangkan terkait modal finansial dengan intelektual untuk memimpin sebuah partai politik.

"Kalau sumber finansial Pak Jokowi pasti kelebihan uang tuh. Tetapi yang jadi soal sekarang adalah sumber daya non finansial alias sumber daya intelektual ya orang mulai meragukan apakah PSI ini bisa hadir secara intelektual," katanya.

"Kalau yang dimaksud dengan sumber daya intelektual itu adalah para lembaga lembaga survei yang memang isinyaanak-anak akademis yang bisa disewa untuk terus menjadi humas PSI di bawah kendali Presiden Jokowi kalau beliau yang jadi ketua partai. Kan itu dasarnya itu. Jadi sekali lagi sumber finansial pasti tersedia, sumber intelektual bisa dibeli. Kan itu  kebiasaan Pak Jokowi kan. Tapi sekali lagi kita dorong aja supaya betul-betul Presiden Jokowi punya peralatan politik untuk masuk lagi dalam gelanggang politik," jelas Rocky Gerung.

Penjelasan PSI

Ketua DPP PSI, William Aditya Sarana mengakui adanya dua nama yang muncul dalam diskusi di internal partai.

"Yakni antara para kader yang menyebut Pak Jokowi dan Mas Kaesang," ujar William Aditya Sarana pada Jumat (16/5/2025). 

Elit PSI itu menuturkan nama Jokowi muncul karena menjadi sosok yang dianggap layak untuk memimpin PSI ke depan.

"Pak Jokowi adalah mentor bagi kami. Jadi, Pak Jokowi punya tempat istimewa di sini. Sehingga, wajar apabila namanya digaungkan oleh kader kami," kata Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta ini.

Menurutnya, gagasan Jokowi tentang partai politik yang inklusif dan terbuka menjadi inspirasi utama bagi PSI untuk menggelar Pemilihan Raya terbuka tahun ini. 

"Pak Jokowi pernah menggagas 'Partai Super Terbuka' yang menginspirasi Pemira ini. Wajar jika kader PSI memberi tempat istimewa untuknya," ujar William. 

Selain Jokowi, nama Kaesang Pangarep juga masih menjadi bahan pertimbangan serius di internal PSI. 

William menyebut, kepemimpinan Kaesang selama ini dinilai positif dan masih diharapkan oleh banyak kader. 

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved