Viral di Media Sosial

Dedi Mulyadi Dijuluki 'Mulyono Jilid II', Mardigu: KDM Itu Transparansi, Satunya Cari Popularitas

Gaya politik Dedi Mulyadi yang getol turun ke masyarakat membuat dirinya disamakan dengan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo yang juga gemar belusukan. 

|
Tangkapan Instagram Dedi Mulyadi, Mardigu dan Jokowi
OPINI MARDIGU - Komisaris Bank BJB, Mardigu Wowiek Prasantyo, membandingkan gaya politik Dedi Mulyadi dengan Jokowi. Menurutnya, Dedi Mulyadi lebih menonjolkan transparansi sementara Jokowi lebih mencari popularitas. (Tangkapan Instagram Dedi Mulyadi, Mardigu dan Jokowi). 

Dedi Mulyadi yang kerap membagikan aktivitasnya turun dan bertemu langsung dengan masyarakat, dianggap sejumlah netizen memiliki gaya politik yang serupa dengan Jokowi.

Sekedar informasi, Jokowi meraih popularitas karena gaya blusukannya hingga bisa menaiki anak tangga pimpinan eksekutif, dari Wali Kota Solo, Gubernur Jakarta hingga Presiden Indonesia dua periode (2014-2024).

Sejumlah netizen lantas menduga, Dedi Mulyadi akan mengikuti langkah Jokowi.

Pada Senin (19/5/2025), Dedi Mulyadi akhirnya menanggapi sebutan 'Mulyono Jilid II' untuknya.

Ia menilai sebutan tersebut disematkan oleh orang-orang yang selalu memperhatikan segala aktivitasnya.

"Setelah bisa melewati masa-masa sulit, menyelamatkan anak remaja di Jawa Barat dari berbagai problem kriminal yang dialaminya melalui pendidikan disiplin di Barak Militer, kini berbagai pihak mulai mengepung kembali," ucap Dedi Mulyadi.

"Dengan berbagai stigma, sebagai Gubernur Konten, Mulyono Jilid II, Gubernur Pencitraan dan berbagai tayangan lainnya, yang sengaja dibuat dengan tujuan cuma satu, karena mereka sangat memperihatikan saya," imbuhnya.

Dedi Mulyadi menilai netizen yang memberikan pandangan dan komentar buruk soal dirinya, bukan berasal dari Jawa Barat.

Menurut Dedi Mulyadi, mereka adalah buzzer yang memang memiliki tujuan untuk menjelek-jelekkan dan menciptakan citra buruk tentang dirinya.

Ia lalu mengungkit soal videonya saat sedang mengaduk semen yang kini tengah viral kembali.

Gara-gara video tersebut, Dedi Mulyadi ramai disebut sebagai Gubernur Pencitraan.

Padahal menurut Dedi Mulyadi video tersebut direkam sekitar 6 tahun lalu.

"Apapun yang saya lakukan dikomentari, dan ini dilakukan oleh orang di luar Jawa Barat, artinya banyak warga di luar Jawa Barat kesal sama saya," kata Dedi Mulyadi.

Meski mendapatkan serangan dan sebutan negatif, Dedi Mulyadi mengaku tidak masalah.

Dedi Mulyadi menilai, warga Jawa Barat akan selalu mencintainya.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved