Sindiran Menohok Mbah Tejo Soal Kebijakan Anak Nakal Ala Pramono, Cara Atasi Beda dari Dedi Mulyadi

Mbah Tejo itu memberikan komentar sindiran kata-kata sarkasme menanggapi kebijakan yang bakal diterapkan Pramono di Jakarta.

|
Editor: Wahyu Septiana
Kolase Tribun Jakarta/TribunJakarta, Dionisius Arya Bima Suci/Instagram @president_jancukers dan @dedimulyadi71
KEBIJAKAN PRAMONO - Kolae foto Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung (kiri), Budayawan Sujiwo Tejo (tengah), dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (kanan). Mbah Tejo itu memberikan komentar sindiran kata-kata sarkasme menanggapi kebijakan yang bakal diterapkan Pramono di Jakarta. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Seniman dan budayawan kenamaan Sudjiwo Tejo memberikan sindiran menohok kepada kebijakan terbaru yang dibuat Gubernur Jakarta Pramono Anung soal anak nakal.

Pemprov DKI Jakarta sempat menyinggung kebijakan anak nakal yang bakal disalurkan ke arah yang positif.

Pramono memilih tak mengikuti cara Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang mengirim anak nakal ke barak militer.

Sindiran menohok yang disampaikan Kang Dedi Mulyadi (KDM) di media sosial pribadi dibalas dengan kebijakan yang dianggap semaunya politis PDIP. Kebijakan KDm disebut berjalan semuanya tanpa adanya komunikasi dengan DPRD Jabar.
Sindiran menohok yang disampaikan Kang Dedi Mulyadi (KDM) di media sosial pribadi dibalas dengan kebijakan yang dianggap semaunya politis PDIP. Kebijakan KDm disebut berjalan semuanya tanpa adanya komunikasi dengan DPRD Jabar.

Pemprov DKI Jakarta lebih memilih menggunakan cara lain dengan mengadakan kegiatan positif berkreasi di tempat yang seharusnya, termasuk perpustakaan.

Kebijakan tersebut langsung menarik perhatian Sudjiwo Tejo.

Sosok yang akrab disapa Mbah Tejo itu memberikan komentar sindiran kata-kata sarkasme menanggapi kebijakan yang bakal diterapkan Pramono di Jakarta.

Dikutip dari unggahan Instagram pribadinya @president_jancukers, Mbah Tejo menyinggung soal pengendalian anak nakal.

Dia menyarankan anak nakal lebih baik dikirim ke seniman.

"Negeri #Jancukers pilih kirim anak nakal ke para seniman/wati agar kenakalan mereka jadi netral. Sebab tidak ada orang seni yang tidak nakal, kecuali keseniannya palsu," tulis Sujiwo Tejo dalam unggahan di Instagram pribadinya @president_jancukers, dikutip Senin (19/5/2025).

Menurut Sudjiwo Tejo, kreativitas dan kenakalan kerap berjalan seiring.

Ia melihat bahwa mengirim anak nakal ke perpustakaan tidak akan mengubah sifat dasar mereka.

Anak-anak lebih didorong diajarkan seni sebagai medium penyaluran ekspresi kenakalan mereka.

Budayawan dan seniman, Sudjiwo Tedjo menyampaikan deklarasi budaya di kampus Universitas PGRI Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (28/10/2014).
Budayawan dan seniman, Sudjiwo Tedjo menyampaikan deklarasi budaya di kampus Universitas PGRI Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (28/10/2014). (Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan)

Sementara itu, Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Bidang Komunikasi Publik Cyril Raoul Hakim atau Chico Hakim menyebut, Pemprov DKI Jakarta menyebut pihaknya mempunyai cara sendiri dalam menanggulangi anak nakal.

Cara Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang memasukan anak nakal ke barak militer pun tak akan diterapkan di Jakarta.

“Enggak ada (kebijakan soal barak militer). Jakarta mempunyai kebijakan tersendiri terkait dengan menertibkan warga, mendidik anak-anaknya dan membina warganya,” ucapnya, Selasa (12/5/2025).

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved