Viral di Media Sosial
Gaduh Cocoklogi Gaya Jokowi dan KDM, Eks Cagub Jakarta Ini Tak Ingin Dedi Mulyadi The Next Mulyono
Purnawirawan jenderal bintang tiga Polri tersebut berharap agar Dedi Mulyadi tidak menjadi penerus dari Mulyono, nama lain Jokowi.
"Ngapain bangun-bangun jalan kalau rakyat enggak bisa makan, jadi bangun lah prioritas. Enggak usah ditertibkan dulu, pikirin dulu rakyat makannya udah bener belum? Udah terpenuhi. Baru itu," katanya.
Untuk membuat rakyat mandiri, kata Dharma, KDM bisa memberikan mereka modal usaha.
Ia meminta agar pemerintah daerah menjaga kelancaran produksi-produksi lokal seperti di kawasan pabrik tekstil di daerah Soreang agar tidak gulung tikar.
Selain itu, menghentikan barang impor yang masuk ke Jawa Barat.
"Modali rakyat, mulai dari merangkak, berdiri, berjalan, dia lari, di situ harus hadir jadi jangan ngubeng-ngubeng di situ aja. Hanya bicara ini, nah bagaimananya harus jelas," lanjutnya.
Setelah rakyat menjadi makmur, kata Dharma, pemerintah Jawa Barat bisa melakukan penarikan pajak.
Namun, jika tetap membiarkan pemerintah menarik pajak terhadap rakyat kecil di tengah kehidupannya yang masih sulit, maka KDM menjadi bagian dalam rencana memuluskan agenda elite global.
"Setelah rakyat makmur, pajak ditarik jadi fair. Utamakan itu jadi jangan main paksa pajak tarik, rakyat enggak makan. Kalau sampai itu terus dilaksanakan, itu agen (global) namanya," katanya.
Tanggapan Mardigu
Menurut pengusaha sekaligus pegiat media sosial, Mardigu Wowiek Prasantyo, Dedi Mulyadi jauh lebih totalitas terjun ke masyarakat ketimbang Jokowi.
"Jujur aja ya, kalau dia masuk gorong-gorong, KDM (Kang Dedi Mulyadi) itu masuk ke dalemnya. Kalau Pak Jokowi kan cuma ngeker foto diambil yaudah. Kakinya juga masih bersih, gitu ya," katanya seperti dikutip dari iNews TV pada Kamis (22/5/2025).
Ia melanjutkan ketika belusukan, Jokowi hanya beraksi 'di luaran' saja sementara Dedi Mulyadi masuk sampai ke akar permasalahannya.
"Ini hal-hal seperti ini berbeda, jadi kalau Pak Jokowi di setiap titik hanya foto-foto kalau KDM itu action itu aja bedanya versi saya," katanya.
Selain itu, perbedaan lainnya, Jokowi lebih terlihat ingin mencari popularitas sedangkan KDM lebih menunjukkan transparansi dalam kegiatannya.
"Jokowi sangat ingin mempopulerkan atau ingin terkenal atau ingin menjual dirinya. Kalau KDM ini lebih ke transparansi atau keterbukaan. Dia bergerak bukan mau pamer, tapi dia ingin menginformasikan keterbukaan. Jadi, itu bagi saya adalah dua hal yang berbeda," jelasnya.
Namun, Mardigu menilai ada persamaan antara Jokowi dengan KDM.
Ungkap Isi Pertemuan dengan Tim Film Merah Putih One For All, Wamen Ekraf Bantah Beri Bantuan Dana |
![]() |
---|
Ari Lasso dan Mardigu Kompak Kritik WAMI: Dari Royalti Acara Nikah hingga 'Kecerobohan Bodoh’ |
![]() |
---|
Ari Lasso Kritik Pedas WAMI Lakukan "Kecerobohan Bodoh", Tantang Klarifikasi Terbuka |
![]() |
---|
Viral saat Ambil Motor Pelanggan Laundry di Jakbar, Pelaku Ternyata Baru Bebas Kurang dari Sebulan |
![]() |
---|
Jadi Komisaris Meski Terpidana, Kasus Silfester Matutina Singgung Diskriminasi Hukum Era Jokowi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.