MPR RI Ajak Sivitas Akademika Universitas Trisakti Dukung Transisi Energi  Riset dan Kebijakan

MPR RI kerjasama dengan Universitas Trisaksi gelar acara “MPR RI Goes to Campus” bertema Urgensi Transisi Energi Mencegah Dampak Perubahan Iklim.

HO/Istimewa
URGENSI TRANSISI ENERGI - Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI bekerjasama dengan Universitas Trisaksi menggelar acara “MPR RI Goes to Campus” bertema Urgensi Transisi Energi Mencegah Dampak Perubahan Iklim pada Selasa (3/6/2025). Narasumber, Pri Agung Rakhmanto, S.T., M.Sc., Ph.D, Wakil Ketua MPR RI, Dr. Eddy Soeparno, S.H., M.H dan dipandu oleh Dr. Ir. Edy Jamal Tuheteru, S.T., M.T. 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI bekerjasama dengan  Universitas Trisaksi menggelar acara “MPR RI Goes to Campus” bertema Urgensi Transisi Energi Mencegah Dampak Perubahan Iklim pada Selasa (3/6/2025).

Kegiatan yang berlangsung di Auditorium Gedung D Lantai 8 Kampus A digelar dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-60 Universitas Trisakti.

Acara itu dibuka secara resmi oleh Rektor Universitas Trisakti, Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA, serta Dekan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, Dr. Ir. Suryo Prakoso, S.T., M.T.

Profesor Kadarsah Suryadi mengungkit momen Mantan Wakil Presiden AS Al Gore yang meraih penghargaan Nobel Perdamaian pada tahun 2007.

"Al Gore menegaskan akan terjadi global warming, climate change, waktu itu belum sadar karena belum terjadi," kata Profesor Kadarsah dalam sambutannya.

Namun, kata Kadarsah, banjir kini tidak hanya menerjang negara berkembang tetapi juga negara maju.

Ia lalu mengungkapkan adanya keyakinan yang dipercayai oleh negara-negara maju. Dimana terdapat siklus negara akan maju secara ekonomi bila industrinya maju.

Profesor Kadarsah menuturkan industri suatu negara akan maju bila dapat menguasai energi.

"Bukan memiliki energi akibatnya negara maju banyak menguasai energi di negara lain," katanya.

"Tetapi mereka punya syarat bisa menguasai energi bila menguasai geopolitik. Geopolitik akan dikuasai kalau punya kekuatan teknologi militer," sambungnya.

Kemudian, Profesor Kadarsah menyampaikan teknologi militer bakal maju bila negara itu memiliki sumber daya manusia (SDM) yang kuat.

"SDM yang kuat kalau punya uang banyak dari mana datangnya, dari ekonomi maju," kata Kadarsah.

Profesor Kadarsah mengatakan hal tersebut merupakan suatu siklus tertutup. Dimana, bila satu titik siklus terganggu maka negara-negara  itu akan bereaksi dengan cepat.

Namun, hal itu berlaku untuk energi konvensional yang bisa dibawa ke negara mereka.

"Energi baru terbarukan tidak bisa diangkut seperti energi konvensional, siklus itu tidak berlaku kalau kita sudah masuk energi baru," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved