Dedi Mulyadi Temui Geng Motor Belia di Polres Cirebon, Jam Malam Pelajar Dilanggar di Awal Penerapan

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menemui anggota geng motor di Polres Cirebon.

Tangkap layar Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel
DEDI MULYADI - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menemui anggota geng motor di Polres Cirebon. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menemui anggota geng motor di Polres Cirebon.

Diketahui, Polres Cirebon menangkap 9 anggota geng motor yang merusak rumah di Blok Tumaritis, Kecamatan Weru, Cirebon.

Dari total tersebut, masih ada beberapa anggota geng motor yang berstatus pelajar dan masih berusia 16 tahun.

Saat ditemui Dedi Mulyadi, perwakilan sekolah juga hadir di Polres Cirebon.

Pihak sekolah menyebut siswanya yang masih duduk di kelas X jurusan otomotif itu turut serta dalam aksi geng motor yang dilakukan pada Rabu (4/6/2025) dini hari.

Padahal pihak sekolah sudah mengingatkan soal aturan jam malam pelajar yang digagas Mantan Bupati Purwakarta itu.

Di mana, dalam aturan jam malam ini melarang siswa untuk berada di luar rumah mulai pukul 21.00-04.00 WIB, terkecuali untuk keperluan penting dan darurat seperti kegiatan sekolah atau keagamaan.

"Ada muridnya yang ikutan?," tanya Dedi Mulyadi dikutip dari Youtube oribadinya, Minggu (8/6/2025).

"Ada, 16 tahun," jawab salah satu perempuan yang merupakan perwakilan dari sekolah.

lihat fotoPlafon di salah satu bagian di Terminal Jatijajar Depok, Jawa Barat roboh pada Sabtu (7/5/2025) sekitar pukul 16.00 WIB. Selain itu, pembangunan Terminal Jatijajar juga sempat mangkrak selama 8 tahun.
Plafon di salah satu bagian di Terminal Jatijajar Depok, Jawa Barat roboh pada Sabtu (7/5/2025) sekitar pukul 16.00 WIB. Selain itu, pembangunan Terminal Jatijajar juga sempat mangkrak selama 8 tahun.

"X jurusan otomotif. Mau dikirim ke barak, udah daftar belum ada panggilan dari Jawa Baratnya," tambahnya.

Akhirnya, Dedi Mulyadi menuju ruang pemeriksaan didampingi Kapolres Cirebon, Kombes Sumarni.

Ia menemui sejumlah anggota geng motor yang berstatus pelajar itu.

Setelah berbincang dan menanyakan peran mereka, tiba-tiba salah satu anggota meminta dikirim ke barak militer.

"Milih ke barak, milih pesantren sama Bu Kapolres," tanya Dedi Mulyadi.

"Ke barak," jawab salah satu anggota geng motor itu.

"Kalau pengin ke barak bikin pernyataan," sahut Dedi Mulyadi.

Dengan adanya kejadian ini, kebijakan jam pelajar yang digagas Dedi Mulyadi sudah dilanggar. Padahal penerapannya baru dilaksanakan pada Juni 2025.

Bahkan saat itu, Dedi Mulyadi mengingatkan jajarannya untuk memantau tegas kebijakan jam malam pelajar ini.

Hal ini tak lain karena ia sadar bahwa Jawa Barat menjadi kiblat politik nasional.

"Nanti saya tidak mau mendengar ada kejadian atau peristiwa di atas jam 09.00 menimpa anak pelajar SMA di Jawa Barat," kata Dedi Mulyadi dikutip dari instagram @dedimulyadi71, Kamis (29/5/2025).

Ia pun dengan tegas agar Kepala Dinas mundur jika hal ini sampai terjadi.

Sebab, apa yang terjadi di wilayahnya bakal menggemparkan Indonesia.

"Kalau ini terjadi kepala dinasnya mundur kenapa kepala dinas harus mengkoordinasikan seluruh Jawa Barat setiap malam dia harus bisa connecting dengan Kapolres dia connecting dengan Kapolsek dan connecting dengan para kepala desa dia connecting dengan para kepala Kelurahan untuk memastikan anak di Jawa Barat," ungkapnya.

"Kenapa? Karena ingat hari ini jarum jatuh di Jawa Barat akan menjadi peristiwa menggemparkan Indonesia."

"Kenapa? Karena sudut pandang mata hari ini tertuju ke Jawa Barat. Baik akan memotivasi berbagai daerah Buruk kita akan menjadi hinaan ini tidak boleh mainnya tidak boleh lagi ada tujuan-tujuan lain kecuali memperbaiki," bebernya.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved