Viral di Media Sosial

Aksi Rayyan Arkan Dhika Penari Pacu Jalur Mendunia hingga Ditiru Pemain AC Millan, Terkuak Sosoknya

Rayyan Arkan Dikha mendunia berkat aksinya saat bertugas sebagai penari pacu jalur. Bagaimana sosoknya?

Instagram/LBJ_Jakarta/Kominfo.riau
DITIRU KORBAN BANJIR - Sosok Rayyan Arkan Dikha mendunia berkat aksinya saat bertugas sebagai penari pacu jalur. Momen banjir yang menerjang Jakarta juga membuat aksi Dikha kembali viral. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Bocah bernama Rayyan Arkan Dikha mendunia berkat aksinya saat bertugas sebagai penari pacu jalur.

Bahkan Gubernur Riau Abdul Wahid menetapkan bocah asal Kuantan Singingi yang ini sebagai Duta Pariwisata Riau. 

Aksi Dikha diikuti bintang Paris Saint-Germain (PSG) Achraf Hakimi yang mengadopsi gerakan khas Anak Tari Pacu Jalur sebagai Aura Farming saat melakukan selebrasi usai mencetak gol.

Demam Aura Farming khas Anak Tari Pacu Jalur Kuansing pun menyebar ke klub bola Italia AC Milan. 

Dalam akun TikTok AC Milan yang memiliki 20,8 juta pengikut itu terlihat maskot AC Milan, Milanello menirukan gerakan khas Anak Tari Pacu Jalur.

Tak hanya itu, momen banjir yang menerjang Jakarta juga membuat aksi Dikha kembali viral.

Pasalnya, korban banjir Jakarta meniru gerakan Rayyan yang menari di atas haluan Jalur (perahu, red) lengkap dengan busana khas Melayu Kuansing di Sungai Batang Kuantan, Kabupaten Kuansing, Provinsi Riau

Dikha merupakan bocah penari dari tim Jalur Tuah Koghi Dubalang Ghajo.

Dikutip TribunJakarta.com dari akun instagram @lbj_jakarta seorang pria berkaos putih bercelana pendek meniru gerakan Dikha di tengah arus banjir.

Sementara, tiga pria di belakangnya memegang gagang mirip para pendayung.

Caption instagram tersebut menuliskan curah hujan tinggi yang menerjang sejumlah wilayah di jabodetabek menyebabkan banjir di beberapa titik, salah satunya di Kuningan Barat.

"Dikarenakan terbiasa akan adanya banjir, warga Poncol Jaya, Kuningan Barat, Jakarta Selatan mengikuti trend Pacu Jalur yang tengah viral di jagat maya," tulis akun tersebut.

Jadi Duta Pariwisata

Rayyan Arkan Dikha kini menjadi Duta Pariwisata Riau. Ia tampil mencolok di antara barisan pegawai dan pejabat Pemerintah Provinsi Riau di halaman Kantor Gubernur Riau pada Selasa (8/7/2025).

Dengan penuh percaya diri, bocah asal Kuantan Singingi ini mengenakan tanjak Melayu yang menjulang gagah di kepalanya, simbol kehormatan dan kebanggaan budaya Riau. 

Namun yang paling mencuri perhatian adalah kacamata hitam besar yang ia pakai: lensa bergradasi warna pelangi, dengan bingkai putih mencolok, membuat penampilannya tampak nyentrik sekaligus penuh gaya.

Di lehernya, kain merah cerah melingkar rapi, terikat dengan simpul sederhana namun kuat, menambah kesan dramatis dan teatrikal layaknya seorang seniman yang siap tampil di panggung budaya. 

Ia mengenakan baju serba hitam dengan potongan ramping, dihiasi motif garis kuning dan putih yang menjalar dari sisi kiri, seolah membelah busana itu menjadi dua dimensi yang hidup, sisi tradisi dan sisi kekinian.

Penampilannya yang unik dan berani itu tidak hanya memancing senyum para ASN dan pejabat, tapi juga menjadi simbol semangat baru dalam promosi budaya, bahwa anak muda, dengan gayanya sendiri, tetap bisa menjunjung tinggi warisan tradisi. 

"Senang sekali. Gak nyangka bisa ketemu langsung sama Pak Gubernur, apalagi sampai dikasih penghargaan,” ujar Dikha, sapaan akrabnya, dengan mata berbinar, Selasa (8/7/2025).

Nama Dikha mulai dikenal publik setelah videonya menari lincah di atas perahu panjang tradisional Pacu Jalur viral di media sosial.

Aksinya yang energik, penuh penghayatan, dan sarat makna budaya, membuat banyak orang terpesona. 

Gerakannya yang menirukan aura dan semangat para pendayung itulah yang melahirkan tren “Aura Farming” sebuah bentuk ekspresi kreatif anak-anak muda Kuansing.

Tak butuh waktu lama, dunia digital menjadikan Dikha sebagai simbol budaya hidup.

Dari gelombang viral itulah, undangan pun datang. Ia diboyong ke Kantor Gubernur Riau, bukan sekadar tamu kehormatan, tapi pahlawan budaya di usia belia.

“Saya sudah jadi Anak Coki sejak umur 9 tahun. Belajar sendiri, gak ada yang ngajarin. Susahnya itu jaga keseimbangan sambil nari. Perahu kan goyang terus,” ujar Dikha, sambil tersenyum malu-malu.

"Sering juga terjatuh ke sungai dari perahu, untung pandai berenang," tambahnya lagi.

Anak Coki adalah penari di bagian depan perahu Pacu Jalur.

Tugasnya bukan hanya menari, tapi menjadi ikon semangat, menggoyangkan tubuh sambil berdiri di atas perahu yang melaju cepat, pekerjaan berat untuk anak seusianya.

Sosok Dikha

Dikha diketahui masih berusia 11 tahun.

Ia berasal Desa Pintu Lobang Kari, Kecamatan Kuantan Tengah, Kuansing.

Rayyan tak pernah mengira tariannya di atas sampan akan menarik perhatian internasional.

Saat tampil, Rayyan mengenakan stelan teluk belanga warna hitam, tanjak khas Melayu Riau, dan kacamata hitam.

Ia menari secara spontan, mengikuti irama dan semangat timnya yang tengah unggul.

Rayyan merasa sangat bangga karena tradisi yang ia cintai kini dikenal luas oleh masyarakat dunia.

Menjadi Togak Luan adalah keinginan Rayyan sejak kecil.

Ia terbiasa berenang dan naik sampan di Sungai Kuantan, dua syarat utama menjadi penari di ujung jalur.

Keseimbangan dan kemampuan berenang adalah bekal penting.

"Ayah sering ngajak ke Pacu Jalur, jadi saya tertarik," ungkapnya.

Ayah Rayyan adalah mantan peserta Pacu Jalur dari tim Jalur Tuah Koghi Dubalang Ghajo, sementara sang kakak pernah menjadi Togak Luan.

Rayyan sendiri sudah dua tahun bergabung sebagai Togak Luan di tim ayahnya.

Kini, ia duduk di kelas 5 SD, dan memiliki cita-cita menjadi seorang Tentara Nasional Indonesia (TNI). (TribunJakarta.com/TribunPekanbaru)

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved