Belum Juga Diresmikan, Pramono Akui Teknologi Pengolahan Sampah RDF Mulai Ketinggalan Zaman

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengakui pengolahan sampah dengan menggunakan sistem Refuse Derived Fuel (RDF) sudah mulai ketinggalan zaman.

Dionisius Arya Bima Suci/TribunJakarta.com
TRI DAN PRAM - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung bersama Wali Kota Bekasi Tri Adhianto di Balai Kota Jakarta, Selasa (8/7/2025). 

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menegaskan kesiapannya untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) sebagai bagian dari rencana pengolahan sampah.

Tak tanggung-tanggung, Pramono berencana membangun empat hingga lima PLTSa di Jakarta.

“Prinsipnya seperti arahan bapak presiden apakah nanti PLTSa-nya lima atau empat, Jakarta siap untuk itu,” ucapnya di Balai Kota Jakarta, Senin (16/6/2025).

Pramono melanjutkan, listrik hasil pengolahan sampah ini nantinya akan disalurkan melalui PT PLN.

Dengan skema ini, Pemprov DKI jakarta tak perlu lagi membayar tipping fee atau biaya yang dibayarkan kepada pihak pengolah sampah.

Masalah tipping fee ini juga yang juga sempat jadi alasan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono memilih membangun RDF Plant Rorotan ketimbang ITF Sunter yang sudah digagas di era Gubernur Anies Baswedan.

“Listriknya nanti akan disalurkan melalui PLN, sehingga yang dulu menjadi persoalan selalu harus ada tipping fee, maka tipping fee sudah tidak diperlukan lagi,” ujarnya.

Pramono bilang, PLTSa yang akan dibangun Pemprov DKI ini sama seperti yang ada di beberapa negara maju lainnya, seperti Singapura dan China.

Bahkan, teknologi ini juga sudah sukses diterapkan oleh Pemerintah Vietnam di Hanoi.

“Dengan pengalaman yang ada di Singapura, di Hanoi, dan tentunya juga yang paling utama di China, pasti untuk PLTSa ini sekarang di Jakarta ataupun di Indonesia bisa dijalankan dengan baik,” tuturnya.

Proyek pembangunan PLTSa ini pun disebut Pramono bakal menguntungkan Jakarta lantaran selama ini jumlah sampah yang dihasilkan bisa mencapai 7.700 ton per hari.

Sehingga Jakarta tak akan kekurangan bahan baku untuk menghasilkan energi listrik.

“Yang menguntungkan bagi Jakarta sampahnya setiap hari ada 7.700, stoknya kurang lebih ada 55 juta. Sehingga kami sangat siap untuk menindaklanjuti apa yang menjadi arahan bapak presiden,” tuturnya.

Selanjutnya, keuntungan dari pengolahan sampah menjadi energi listrik ini akan dimanfaatkan Pemprov DKI Jakarta untuk mendanai pembangunan tanggul laut raksasa atau giant sea wall seperti yang diperintahkan Presiden Prabowo Subianto.

 

 

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved