Pernikahan Anak Dedi Mulyadi
Warga Ber-KTP Jakut Tewas saat Pesta Nikah Anak KDM, Tetangga di Koja: Dia Pulkam ke Garut Udah Lama
Warga Ber-KTP Jakut Tewas saat Pesta Nikah Anak KDM, Tetangga di Koja: Dia Pulkam ke Garut Udah Lama
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Nur Indah Farrah Audina
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNJAKARTA.COM, KOJA - Acara makan gratis dalam rangkaian pesta pernikahan anak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Maula Akbar dan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, memakan korban jiwa, Jumat (18/7/2025) kemarin.
Tiga orang meninggal dunia usai berdesakan dan diduga terinjak-injak ketika berebut makanan di area Pendopo Garut, Jawa Barat.
Ketiga korban ialah seorang anggota kepolisian yakni Bripka Cecep Saeful Bahri (39), anak 8 tahun bernama Vania Aprilia, dan wanita lanjut usia bernama Dewi Jubaedah (61) yang diketahui berdasarkan KTP-nya merupakan warga Jakarta Utara.
Dari alamat yang tertera di KTP, Dewi Jubaedah diketahui tinggal di Jalan Lontar II Nomor 46, RT 09 RW 04 Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.
Menerima informasi itu, TribunJakarta.com pun menelusuri kediaman Dewi Jubaedah sesuai yang tertera di KTP.
Alamat yang dimaksud ternyata merupakan sebuah kontrakan enam pintu yang berlokasi di permukiman padat penduduk Tugu Utara.
Sabtu (19/7/2025) pagi, sejumlah warga tampak berkumpul di depan kontrakan itu.
Dari percakapannya, ibu-ibu di Jalan Lontar II terdengar sedang membicarakan kepergian Dewi Jubaedah yang tak disangka-sangka itu.

Dewi ternyata sudah tak lagi tinggal di kontrakan tersebut.
Ia sempat menempati kontrakan petak di Jalan Lontar II itu selama sekitar 5 tahun, sebelum akhirnya pulang ke rumah orangtuanya di Garut sekitar tahun 2020 pascapandemi Covid-19.
Hal ini disampaikan Siti Khodijah atau Ijah (48), pengurus kontrakan sekaligus mantan tetangga almarhumah Dewi Jubaedah.
"Di sini pada tahunya dia pindah ke kampung. Orang dianya bilangnya ke kampung, ke Garut," ungkap Ijah ketika ditemui di lokasi, Sabtu siang.
Menurut Ijah, Dewi memiliki empat orang anak.
Namun, ketika masih mengontrak di sana, Dewi hanya tinggal berempat bersama mantan suaminya dan dua orang anaknya.
"Dia dulu tinggal di sini sekitar ada lah empat atau lima tahun lah," sambung Ijah.
Ijah pertama kali mengetahui kabar kepergian Dewi Jubaedah pada Jumat malam kemarin.
Menurutnya, ada anggota polisi yang mendatangi kontrakan itu untuk menanyakan keberadaan almarhumah Dewi, sebab dari identifikasi korban, diketahui yang bersangkutan beralamat di Jalan Lontar II.
Ijah lantas berbicara apa adanya dan menyatakan bahwa almarhumah Dewi Jubaedah memang sudah lama pulang kampung ke Garut.
"Ibu jangan kaget, saya nanya, Ibu Dewi jubaedah ini, dia jadi korban (acara nikah anak) Kang Dedi, dia bilang begitu. Lalu kata saya, ini apa polisi atau apa sih? Yaudah cerita lah, benar dia (dulu) tinggal di sini, benar. Itu kontrakannya Pak, dipoto lah sama polisi itu," kata Ijah.
Bagi Ijah, kepergian Dewi Jubaedah cukup meninggalkan luka yang mendalam bagi orang-orang yang mengenalnya di sekitar Jalan Lontar II.
Sebab, Dewi diketahui merupakan sosok yang rajin bersosialisasi dan ringan tangan ketika ada warga setempat yang meminta bantuan apapun.
"Ya, kaget banget lah namanya udah keluarga. Ibaratnya kan di sini kan udah sama-sama namanya orang kontrak kan udah berkeluarga. Sama-sama kerukunannya udah ini banget sama dia. Kita juga kalau lagi gak ada ini dia juga ini juga (saling bantu)," pungkas Ijah.
Adapun berdasarkan informasi terkini, jenazah Dewi Jubaedah sudah dimakamkan oleh keluarganya di daerah Garut, Jawa Barat.
Dewi dimakamkan setelah sempat dilarikan ke RSUD dr. Slamet bersama puluhan korban lainnya yang pingsan dan sesak nafas dalam insiden di Pendopo Garut.
Nahas, Dewi dan dua korban lainnya yakni Bripka Cecep dan anak Vania Aprilia menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit itu.
Sementara itu, puluhan korban lainnya sempat dirawat di rumah sakit tersebut dan sebagian besar sudah bisa pulang.
Terkini, kasus acara makan gratis dalam pesta pernikahan anak Dedi Mulyadi sedang dalam penyelidikan jajaran Polda Jawa Barat.
Di sisi lain, Gubernur Dedi Mulyadi memastikan akan memberikan santunan uang tunai total Rp 250 juta kepada keluarga korban meninggal dunia.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.