Upaya Mitigasi Kebakaran di Tambora: Damkar Gandeng Warga Jadi Relawan dan Dorong Kepemilikan APAR
Bagi warga Tambora, Jakarta Barat, kebakaran seakan sudah menjadi pemandangan biasa.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Nur Indah Farrah Audina
Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, TAMBORA - Bagi warga Tambora, Jakarta Barat, kebakaran seakan sudah menjadi pemandangan biasa.
Selagi tak ada korban dan tak mengenai tempat tinggalnya, warga tak terlalu kaget ketika mendengar sirine mobil pemadam kebakaran berbunyi kencang dan api berkobar kesar.
Terbaru, kebakaran besar melanda wilayah Duri Utara yang merupakan salah satu kelurahan padat di wilayah Tambora pada Senin (21/7/2025).
Berdasarkan data di posko pengungsian, total ada 88 rumah yang ludes terbakar. Lokasinya meliputi wilayah RT 11, 12, 13 dan 14 di RW 02.
Kepala Sektor Pemadam Kebakaran Kecamatan Tambora, Joko Susilo menjabarkan, dari 11 kelurahan di Kecamatan Tambora, hampir seluruhnya masuk kategori rawan kebakaran.
Penyebab utamanya karena padatnya permukiman di wilayah tersebut, di mana mayoritas merupakan rumah semi permanen sehingga mudah terbakar dan menjalar dengan cepat.
Hanya Kelurahan Roa Malaka yang memiliki tingkat risiko lebih rendah, meskipun tetap terdapat area yang dipetakan berisiko kebakaran.
Terkait mitigasi bencana kebakaran, Joko mengatakan pihaknya sebenarnya telah melakukan sejumlah upaya, termasuk melibatkan masyarakat.
“Solusinya adalah pemberdayaan masyarakat. Salah satunya melalui program relawan kebakaran yang kami sebut redkar,” ujar Joko saat ditemui di posko pengungsian, Rabu (23/7/2025).
Dijelaskan Joko, redkar adalah anggota masyarakat yang direkrut dan dibina untuk menjadi garda terdepan dalam penanganan kebakaran skala kecil sebelum petugas damkar tiba di lokasi.

Meski tanpa insentif, para relawan ini disebut memiliki peran krusial, terutama mengingat keterbatasan jumlah personel damkar dan tidak meratanya pos pemadam kebakaran di setiap kelurahan.
“Karena kondisi di lapangan, dari 11 kelurahan, baru lima yang memiliki pos damkar. Padahal idealnya, setiap kelurahan punya satu pos damkar,” kata Joko.
Lebih lanjut, Joko menyampaikan bahwa penguatan mitigasi juga dilakukan melalui pengadaan alat pemadam api ringan (APAR) di lingkungan masyarakat.
Namun, keterbatasan anggaran menjadi tantangan dalam pemeliharaan alat tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.