Rocky Gerung Sebut Prabowo Menyesatkan, Desak Segera Koreksi Pidato soal PSI

Pengamat politik Rocky Gerung menilai Presiden Prabowo Subianto menyesatkan karena telah menyamakan PSI dengan PSI

Rocky Gerung (KOMPAS.com/Joy Andre T.) dan Prabowo (PSI)
PRABOWO MENYESATKAN - Kolase foto Rocky Gerung di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Senin (27/11/2023) dengan Presiden Prabowo Subianto ocky Gerung di kediaman Pramono Anung di Cipete, Jakarta Selatan, Selasa (26/11/2024). Rocky menyebut Prabowo menyesatkan soal PSI. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Pengamat politik Rocky Gerung menilai Presiden Prabowo Subianto menyesatkan karena telah menyamakan Parta Solidaritas Indonesia (PSI) dengan Partai Sosialis Indonesia yang juga memiliki singkatan sama, PSI.

Pernyataan Prabowo itu disampaikan saat berpidato pada Kongres PSI, di Solo, Jawa Tengah, Minggu (20/7/2025).

“Saya sedikit emosional kalau mendengar kata-kata PSI, karena dahulu ayahanda saya pernah menjadi ketua PSI, yang PSI lama, PSI versi lama, yaitu Partai Sosialis Indonesia, sekarang ada penerusnya Partai Solidaritas Indonesia. Terima kasih telah memilih nama PSI, hurufnya dipilih, tetapi ya solidaritas sosial, Pancasila juga sosial,” kata Prabowo.

Menurut Rocky, Prabowo tidak tidak memahami sejarah PSI sosialis yang berdiri salah satunya berkat buah pikir sang ayahanda, Sumitro Djojohadikusumo.

"Yang jadi soal membandingkannya dengan PSI tahun 50-an itu. PSI yang didirikan oleh Sutan Sjahrir, oleh Muhammad Roem, oleh Soebadio Sastrosatomo, bahkan oleh ayahnya Pak Prabowo sendiri, Pak Sumitro Djojohadikusumo. Kan perbandingan itu menunjukkan bahwa Presiden Prabowo itu kurang paham sejarah PSI yang awal tuh," kata Rocky saat bicara di channel Youtubenya @RockyGerungOfficial_2024, Minggu malam (27/7/2025).

Rocky memaparkan, PSI (Partai Sosialis Indonesia) didirikan pada 1948 untuk menjaga demokrasi yang dianggap terancam karena indikasi otoritarianisme pada diri Presiden Sukarno.

Karena sikap partai itu juga, PSI akhirnya dibubarkan Sukarno pada 1960.

"Karena PSI awal itu partai kader dimaksudkan untuk menjaga negeri supaya demokrasi tetap hidup. Dan karena itu partai itu kemudian dibubarkan oleh Soekarno karena memprotes gejala otoriter pada Presiden Soekarno tahun 60-an itu," papar Rocky.

Sikap dan tujuan PSI sosialis yang sangat berbeda dengan PSI solidaritas itu membuat Rocky mendesak agar Prabowo segera mengoreksi pidatonya.

"Jadi sebetulnya demi keadilan di dalam membaca sejarah republik, harusnya ada koreksi dari Presiden Prabowo," tegas Rocky.

PSI yang kini dipimpin Kaesang Pangarep begitu menjunjung tinggi sosok Presiden ke-7 RI, yang juga ayah Kaesang, Jokowi.

Bahkan sosok Jokowi dijadikan paham yang dianut sebagai pegangan partai dalam berpolitik, yakni Jokowisme.

Di saat PSI sosialis menentang pengkultusan sosok seperti Sukarno, PSI solidaritas justru mengagung-agungkan sosok Jokowi.

Menyamakan kedua partai itu hanya berdasarkan singkatannya, menurut Rocky, Prabowo telah serampangan.

"Pak Prabowo yang mungkin agak serampangan. Memang enggak, saya tetap pakai kata serampangan untuk membandingkan bahwa seolah-olah PSI (Partai Solidaritas Indonesia) ini yang dipimpin oleh Pak Kaesang dan dikomandoi secara paternal oleh bapaknya pasti itu, secara kategoris bukan kelanjutan dari PSI (Partai Sosialis Indonesia) yang partai kader yang isinya adalah kaum intelektual sebetulnya yang berupaya untuk mencari jalan supaya Indonesia tidak jatuh di dalam demagogi."

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved