Diplomat Arya Daru Tewas di Kosan

2 Hal Janggal Disorot Tetangga Soal Kematian Arya Daru, Pakar Dapat Kabar Hubungan Asmara Diplomat

Kesimpulan tewasnya Arya Daru Pangayunan tidak membuat tetangga diplomat itu percaya. Dua hal janggal disorot. Pakar curiga hubungan asmara.

Instagram @ddaru_chee/Akun Facebook Arya Daru Pangayunan
KEMATIAN DIPLOMAT MUDA - Diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Arya Daru Pangayunan dan istri, Meta Ayu Puspitantri. Kesimpulan tewasnya Arya Daru Pangayunan tidak membuat percaya tetangga diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu). Praktisi Hukum dan HAM, Nicholay Aprilindo curiga hubungan asmara. 

TRIBUNJAKARTA.COM  - Kesimpulan tewasnya Arya Daru Pangayunan tidak membuat tetangga diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) itu percaya.

Arya meninggal dunia karena diduga mengakhiri hidupnya sendiri.

Kesimpulan itu diperoleh berdasarkan serangkaian penyelidikan polisi termasuk pemeriksaan CCTV serta hasil otopsi jenazah korban dan tes DNA.

Diketahui,  Polda Metro Jaya menggelar konferensi pers kematian Arya Daru pada Selasa (29/7/2025). 

Diplomat muda itu ditemukan tewas dengan wajah terbungkus lakban di kos kamar 105, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025). 

Sementara itu, Praktisi Hukum dan HAM, Nicholay Aprilindo mencurigai adanya hubungan asmara terkait kasus tersebut.

Nicholay pun melihat kematian Arya Daru bukan sekadar pembunuhan biasa.

Tetangga Kaget

Tetangga Arya Daru, Djadmiko (80) mengaku tidak  percaya dengan hasil autopsi yang diumumkan oleh Polda Metro Jaya.

Ia mengaku terkejut mendengar kabar hasil autopsi Arya Daru meninggal dunia dikarenakan bunuh diri. 

"Ya kurang percaya lah (kalau Arya Daru bunuh diri)," kata Djadmiko di sebelah rumah keluarga Arya Daru, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, DIY, Selasa (29/7/2025).

Alasan ia tak percaya hasil autopsi itu dikarenakan tindakan bunuh diri yang dilakukan, terlalu rapi. 

Ia pun menyoroti dua hal yang menjadi kesimpulan polisi. Apalagi, Arya Daru meninggal dunia usai kehabisan oksigen dikarenkan kepala dilakban. 

Pertama, ia mempertanyakan lakbat yang dililit ke wajah Arya Daru sangat rapi.

"Bunuh diri kok bisa nganu (lakban dililit di muka) sendiri gitu, kok bisa rapi gitu. Dan sehari-hari di sini, enggak ada masalah," ucap Djadmiko. 

Menurutnya, selama ini Arya Daru dan keluarga Arya Daru bersikap biasa dalam menjalin komunikasi dengan para tetangga.

Namun, ia mengaku tidak pernah bercakap banyak dengan Arya Daru semasa masih hidup. 

"Saya tidak pernah cakap-cakap, kalau ketemu ya saling sapa, menghormati," beber dia.

Di sisi lain, ia mengaku mengetahui kabar dan informasi bahwa Arya Daru tewas bunuh diri dari televisi. 

Hal janggal kedua yakni Djadmiko menilai pemilik kos membuka kamar kos Arya Daru terlalu gampang. 

Ia memperkirakan bahwa pemilik kos Arya Daru memiliki kunci serep untuk membuka kamar Arya Daru saat hari ditemukan tewas.

"Itu cara bukanya kok gampang. Ada kemungkinan yang punya kos menurut saya punya kunci serep. Iya (ragu) kalau bunuh diri. Ya gitulah," tuturnya. 

Lanjutnya, selama seminggu terakhir, tidak ada aktivitas di luar rumah keluarga Arya Daru. Akan tetapi, untuk pagar rumah keluarga Arya Daru memang kerap dikunci dari dalam.

"Pagar selalu tertutup. Pagar baru terbuka saat ada yang mau pergi atau masuk ke rumah itu," kata Djadmiko.

Analisa Pakar

Sedangkan, Praktisi Hukum dan HAM, Nicholay Aprilindo mempertanyakan keterkaitan Arya Daru Pangayunan (39) dengan teman perempuannya bernama Farah. 

"Menarik, ada nama Farah di situ siapa Farah itu? Dari mana datangnya? Bagaimana hubungannya dengan almarhum?Sejak kapan? dan sampai kapan? Apakah Farah itu masih single atau istri orang? Kita buka semuanya di situ kalau mau transparan ya? Istri siapa itu yang namanya Farah itu," ujar Nicholay Aprilindo dikutip dari SindoNews yang tayang pada Selasa (29/7/2025). 

Nicholay memiliki kecurigaan bahwa kematian Arya Daru disebabkan bukan sekadar pembunuhan biasa.  Ada sebuah hubungan cinta segitiga. 

"Dari berbagai kabar yang kami sempat kumpulkan, kami dapatkan ini adalah di samping masalah pekerjaan, ada masalah cinta segitiga yang melibatkan seorang istri dari seorang oknum tertentu," katanya. 

Maka dari itu, konferensi pers yang dilakukan Polda Metro Jaya pada Selasa (29/7/2025) kemarin, merupakan sebuah kesalahan. 

"Makanya ini harus didalami dulu, jangan tiba-tiba langsung dibilang mati karena bunuh diri, dicek dulu HP istrinya, dicek dulu alur transaksi, dicek dulu riwayat dari handphone yang bersangkutan dengan istrinya," katanya. 

"Saya mengatakan, ini feeling saya, bahwa ini ada keterlibatan oknum tertentu dan oleh karena itu pihak penyidik Polda harus menggandeng pihak POM TNI untuk mengungkap kasus ini," sambungnya.

Nicholay mengatakan kematian Arya Daru tidak wajar dan pernyataan yang diumumkan dari Dirreskrimum Polda Metro Jaya juga terlalu prematur. 

Bahkan, Nicholay menyebut bahwa kematian Arya Daru dilakukan oleh pelaku yang profesional. 

Ia awalnya menyoroti penjelasan dari ahli forensik, dokter dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, Yoga Tohijiwa. 

Yoga mengatakan bahwa penyebab kematian dari korban disebabkan gangguan pertukaran oksigen pada saluran nafas atas yang menyebabkan mati lemas. 

Menurut Nicholay, keadaan mati lemas yang dialami Arya Daru dinilainya janggal.

"Keterangan dari ahli forensik dari Rumah Sakit Ciptomangunkusumo, itu jelas dikatakan bahwa penyebab kematian dari korban itu gangguan pertukaran oksigen pada saluran nafas atas yang menyebabkan mati lemas, berarti ada suatu kejadian," jelasnya saat dikutip dari SindoNews yang tayang pada Selasa (29/7/2025) beberapa jam setelah konferensi pers.

Nicholay juga menilai kematian Arya Daru bukan karena bunuh diri atau meninggal secara wajar. 

Pasalnya, ia melihat ditemukan sejumlah luka dan memar pada tubuh korban. 

Selain itu, ditemukan kekerasan benda tumpul dan tidak ditemukan penyakit pada organ tubuh Arya Daru.

"Berarti, kalau kita merunut dari hasil forensik, dari ahli forensik RSCM tadi, ini berarti ada kejanggalan bahwa ini adalah masuk kasus pembunuhan bukan kasus bunuh diri atau bukan kasus meninggal secara wajar," katanya. 

Kendati polisi menyebut bahwa kematian Arya Daru tidak ada unsur pidana, namun tidak bagi Nicholay.  Ia meyakini bahwa Arya Daru tewas karena dibunuh. 

"Ini kejahatan yang profesional, yang agak sempurna, tapi tidak sempurna. Jadi seolah-olah diciptakan ADP bunuh diri dan dengan cara atau modusnya ADP disuruh melakban wajahnya sendiri sehingga sidik jari hanya ditemukan sidik jari dia," katanya. 

Ia melanjutkan pelaku di balik pembunuhan itu terbilang sudah berpengalaman sehingga tidak meninggalkan jejak sidik jari di lokasi. 

"Dalam bidang penyidikan seperti ini, ya dalam kasus-kasus kekerasan dan pembunuhan, pelaku tidak bisa atau tidak mau meninggalkan jejak sidik jari apapun dengan memakai sarung tangan atau memakai sesuatu yang menyebabkan sidik jarinya tergambar di tempat mana atau di barang mana yang dia pakai," pungkasnya.  

Sebelumnya dalam konferensi pers kemarin, Selasa (29/7/2025), pihak kepolisian mengungkapkan bahwa, Arya Daru sempat terlihat berbelanja di Grand Indonesia, Jakarta, bersama Farah pada Senin (7/7/2025).

Menurut keterangan polisi, setelah selesai berbelanja, Arya sempat berjalan sendiri menuju taksi dengan niat awal menuju bandara.

"Perlu kami sampaikan korban keluar dari Grand Indonesia setelah berbelanja bersama temannya rencana ke bandara," kata Kombes Wira.

Kesimpulan kematian Arya Daru 

Polda Metro Jaya secara resmi menyimpulkan bahwa kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) berinisial Arya Daru Pangayunan (39) tidak melibatkan pihak lain dan tidak ditemukan unsur pidana.

Kesimpulan ini disampaikan dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025), berdasarkan hasil penyelidikan komprehensif berbagai pihak, termasuk ahli forensik dan psikolog forensik.

"Indikator dari kematian ADP mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain. Kami belum menemukan adanya peristiwa pidana," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Wira Satya Triputra.

Hasil autopsi oleh tim forensik dari RSCM menunjukkan bahwa ADP meninggal karena mati lemas akibat gangguan pertukaran oksigen di saluran napas bagian atas.

Dr. G. Yoga Tohijiwa, Sp.FM, yang memimpin pemeriksaan, menjelaskan temuan memar pada beberapa bagian tubuh ADP seperti kelopak mata kiri, bibir bawah, dan lengan kanan. Namun, tidak ada indikasi kekerasan.

“Memar tersebut bisa disebabkan oleh aktivitas fisik sebelumnya, termasuk saat memanjat tembok di rooftop gedung Kemlu,” jelasnya.

Disclaimer

Berita di atas tidak bertujuan menginspirasi siapapun melakukan tindakan serupa.

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.

Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini: 

https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

(TribunJakarta.com/TribunJogja)

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved