Keresahan 'Pejuang Garis Dua' Diangkat Dalam Rapat Komisi E DPRD DKI Jakarta

Keresahan 'Pejuang Garis Dua' Diangkat Dalam Rapat Komisi E DPRD DKI Jakarta

Tribunjakarta/Yusuf Bachtiar
Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Fatimah Tania Nadira Alatas dijumpai saat rapat kerja di Gedung Parlemem, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, dia membawa isu fertilitas dalam rapat bersama Dinas Kesehatan, Selasa (5/8/2025). 

Laporan wartawan TribunJakarta.com Yusuf Bachtiar 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA PUSAT - Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Fatimah Tania Nadira Alatas angkat isu fertilitas (kesuburan) dalam rapar bersama Dinas Kesehatan (Dinkes), hal itu dianggap penting karena banyak pasangan suami istri kesulitan dapat keturunan. 

Tania mengatakan, isu fertilitas selama ini seolah dikesampingkan padahal angka pasangan suami sulit mendapatkan keturunan sudah cukup tinggi. 

"Kami dari Nasdem melakukan audiensi dengan beberapa pakar, kita membahas penting enggak sih isu fertilitas ini?. Ternyata secara nasional 10 sampe 15 persen angkanya (infertilitas) dan di Jakarta itu 14,3 persen," kata Tania, Selasa (5/8/2025). 

Tania sengaja membawa isu kesuburan atau fertilitas di rapat Komisi E, agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dapat membuat sebuah program khusus. 

"Jadi kita harus memikirkan apa yang harus kita lakukan agar ada program untuk masyarakat DKI Jakarta," ucapnya. 

"Jujur ya ketika saya mendapatkan informasi setelah mengikuti audiensi di NasDem itu menjadi sesuatu hal yang membuat saya bertanya, kita di Komisi E belum pernah bahas ini (fertilitas), selalu pembahasannya stunting, KB, dan sebagainya tapi isu fertilitas ini belum ada yang bahas makanya saya menyuarakan hal itu," sambung Tania. 

Isu fertilitas ini lanjut dia, bukan hanya sekadar bagaimana memiliki keturunan. Tetapi lebih fudamental terkait kesehatan mental dan kesehatan reproduksi masyarakat. 

"Nah fertilitas ini bukan hanya berkaitan dengan punya keturunan dan sebagainya, tapi ini berkaitan dengan banyak hal seperti kesehatan mental dengan kesejahteraan masyarakat juga terus tentang Kesehatan reproduksi," terang dia. 

Tania menyebut, pemerintah menurut dia belum hadir memberikan fasilitas untuk masyarakat yang mengalami infertilitas.

lihat fotoDi usia 16 tahun, Fairuz Khalishah Sastaviana sudah menjadi maba termuda di Universitas Negeri Yogyakarta. Ia diterima menjadi mahasiswa S1 program studi Bahasa Inggris. Rupanya 'otak encer' Fairuz sudah terlihat sejak SD loh.
Di usia 16 tahun, Fairuz Khalishah Sastaviana sudah menjadi maba termuda di Universitas Negeri Yogyakarta. Ia diterima menjadi mahasiswa S1 program studi Bahasa Inggris. Rupanya 'otak encer' Fairuz sudah terlihat sejak SD loh.

Dia ingin melalui Dinas Kesehatan, ada program khusus seperti misalnya layanan USG gratis untuk mengecek kesehatan reproduksi perempuan serta pemberian vitamin penambahan kesuburan. 

"Saya mewakili suara perempuan dengan banyaknya pejuang garis dua saya rasa mereka layak untuk mendapatkan tunjangan dari pemerintah dalam arti di sini program yang harus ditawarkan untuk mereka apa yang bisa mereka lakukan," tegas dia. 

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved