UPS Badan Air Targetkan 2026 Nol Sampah Kali Jakarta Dikirim ke Bantar Gebang
Unit Penanganan Sampah (UPS) Badan Air menargetkan di tahun 2026 tak ada lagi sampah dari kali di Jakarta yang diangkut ke TPST Bantar Gebang.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra
TRIBUNJAKARTA.COM - Kepala Unit Penanganan Sampah (UPS) Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Dadang Cahya Rusdiana menargetkan di tahun 2026 tak ada lagi sampah dari kali di Jakarta yang diangkut ke TPST Bantar Gebang.
Dijelaskannya, untuk mewujudkan target tersebut, Dinas LH akan meningkatkan fasilitas pengolahan sampah di kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan.
Saat ini, fasilitas tersebut sudah mampu menghasilkan kompos dari sampah organik.
Namun, mulai tahun 2026, Dadang menyebut fasilitas tersebut akan ditingkatkan menjadi pengolah Refuse-Derived Fuel atau RDF.
“Nanti tahun depan kita akan tingkatkan fasilitas saringan sampah di TB Simatupang. Sekarang kan baru menjadi kompos, ke depan itu sudah menjadi RDF. Seperti di Rorotan dan Bantar Gebang,” jelasnya kepad wartawan, Senin (11/8/2025).
“Ke depan, UPS Badan Air inginnya sampah dari badan air itu selesai di Jakarta. Jadi tidak lagi kita buang ke Bantar Gebang,” lanjut dia.
Menurutnya, pengolahan RDF memungkinkan sampah-sampah dari badan air dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif, sehingga tidak perlu lagi dibuang ke TPST Bantar Gebang.
“Kita akan tambahkan mesinnya, equipment-nya. Semua sampah dari badan air akan kita pusatkan dulu di Simatupang dan diolah menjadi RDF,” katanya.
Adapun untuk saat ini, ia menyebut bahwa volume sampah yang diangkut petugas UPS Badan Air dari sejumlah kali di Jakarta mencapai sekitar 230 ton per harinya.
“Ya, kalau sampah dari badan air itu rata-rata sehari sebanyak 230 ton. Itu yang kita tangani setiap hari,” kata Dadang.
Dari total volume tersebut, ujar dia, sekitar 30 persen di antaranya telah dipilah oleh petugas melalui program 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
Sampah-sampah bernilai ekonomis itu kemudian dikirim ke bank sampah atau dijual kembali.
"Sisanya, residunya baru kita buang ke Bantar Gebang," kata dia.
(TribunJakarta)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.
Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.