Cerita Kriminal
Sikap Ganjil Hanafi Setelah Bunuh Pegawai BPS Diungkap Istri, Minta Diruqyah Sebelum Serahkan Diri
Gerak-gerik tak biasa Aditya Hanafi (27) setelah membunuh pegawai Badan Pusat Statistik (BPS) terkuak. Minta diruqyah?
TRIBUNJAKARTA.COM - Gerak-gerik tak biasa Aditya Hanafi (27) setelah membunuh pegawai Badan Pusat Statistik (BPS) Halmahera Timur, Karya Listiyanti Pertiwi atau Tiwi (30) diungkap sang istri, Almira melalui kuasa hukumnya, Rusdi Bachmid.
Rusdi membeberkan, Hanafi menunjukan sikap yang tidak normal ketika sampai di Ternate pada 20 Juli.
Diketahui Aditya Hanafi merampas uang, melecehkan, dan membunuh Tiwi di rumah dinas korban, di Kota Maba, Halmahera Timur, pada 19 Juli 2025.
Kala itu saat sudah di Ternate, Hanafi bahkan meminta Almira untuk mencarikan orang agar melakukan ruqyah kepadanya.
Ruqyah adalah terapi penyembuhan dalam Islam dengan cara membacakan ayat-ayat Al-Quran, doa-doa, dan zikir tertentu.
Tujuannya adalah untuk mencari kesembuhan dari berbagai penyakit, baik yang bersifat fisik, psikis, maupun spiritual, serta untuk memohon perlindungan dari gangguan jin, sihir, dan hal-hal buruk lainnya.
"Pelaku selalu meminta saksi kalau boleh cari orang untuk ruqya. Karena berapa minggu terakhir pelaku mengambil keputusan yang tidak bagus," kata Rusdi saat ditemui awak media di Ternate, pada Kamis (14/.
Almira kemudian menanyakan keputusan tersebut, namun Hanafi hanya menceritakan soal judi online.
Rusdi lalu menyatakan, pada 31 Juli hingga 3 Agustus Hanafi semakin bertingkah aneh, ia selalu menangis dan berhalusinasi.
Jenazah Tiwi sendiri baru diketemukan pada 31 Juli dengan kondisi sudah membusuk.
Melihat sikap tak biasa Aditya Hanafi, Almira dan orang tuanya khawatir sehingga mengantarkan pria tersebut ke kembali Maba menggunakan mobil, karena masa cutinya berakhir pada 3 Agustus.
Kemudian Almira meminta kontak handphone sopir untuk memastikan Hanafi sampai pada tujuan.
“Ternyata pelaku meminta sopir berhenti di Desa Ekor."
“Almira kemudian komukasi Hanafi, setelah itu hilang kontak, lalu pada 4 Agustus Hanafi menyerahkan diri ke polisi," kata Rusdi, Kamis (14/8/2025).
Lanjut Rusdi, Almira mengetahui Hanafi menyerahkan diri ke polisi melalui mantan Kepala BPS Halmahera Timur.
Almira Sudah Curiga
Almira sudah menaruh curiga kepada sang suami, saat mendapat kabar teman satu rumah dinasnya, Tiwi ditemukan tewas membusuk, pada 31 Juli 2025.
Pasalnya sebelum Tiwi ditemukan tewas membusuk, Hanafi sedang berada di rumah dinasnya.
Hanafi kala itu beralasan tak ikut Almira menyiapkan pernikahan mereka di Ternate, karena hendak mengambil dokumen di rumah dinasnya.
Sementara iu, rumah dinas Hanafi dan Tiwi berada di lingkungan yang sama.
"Pelaku mengaku ingin ke rumah dinas pelaku yang ada di Maba untuk mengambil dokumen milik pelaku. Almira bilang itu kan tidak terlalu penting, ini mau pernikahan kenapa harus berangkat. Tapi pelaku ini tetap ngotot dia harus ke Maba," tutur Rusdi.
Almira pun selalu mencecar Hanafi soal kematian Tiwi.
Namun Nahafi justru malah pamer saldo rekeningnya pada Almira.
"'Apakah kamu tahu, karena pada saat itu kamu ada di sana'. Dia menyatakan tidak tahu kematian itu, tiba-tiba dia mengeluarkan m banking. Katanya buat 'apa saya bohong, orang saya ada uang kok'," ungkap Rusdi lagi.
Hanafi memperlihatkan saldo tabungannya yang mencapai Rp 50 juta.
"Dia tunjukkan dia ada uang sekitar Rp 50 juta, sisa kredit pada tanggal 4 Juli 2025," katanya lagi.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.