Taman Langsat Jakarta Selatan Jadi Tempat Berlindungnya Burung Kota
Taman Langsat di Kebayoran Baru Jakarta Selatan menjadi tempat berlindungnya burung kota. Simak ulasannya.
TRIBUNJAKARTA.COM - Menjadi salah satu taman yang buka hingga 24 jam, Taman Langsat menjadi salah satu lokasi bagi masyarakat sekitar bersantai sejenak dari hiruk-pikuk kehidupan di Jakarta.
Taman Langsat berlokasi di Jalan Barito, Kramat Pela, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Selain padatnya aktivitas manusia, taman kota, termasuk Taman Langsat, menjadi hotspot untuk aktivitas bagi hewan-hewan yang juga tinggal di perkotaan – yang disebut sebagai “hewan urban”.
Oleh karenanya, taman kota menjadi tempat dimana kita masih bisa menikmati dan mengapresiasi keindahan alam ditengah-tengah kota, misalkan dengan kegiatan pengamatan burung.
Salah satu pengamat dan fotografer burung asal Jakarta, Amadeus Devin, menjelaskan di dalam Taman Langsat banyak pohon yang tingginya lebih dari 15 meter, yang menjadi tempat yang aman bagi burung untuk bertengger atau beristirahat.

“Ada satu pohon Ficus yang sedang berbuah, dekat dengan area parkir. Banyak jenis burung yang makan di pohon itu. Ada jenis cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster), merbah cerukcuk (Pycnonotus goiavier), takur ungkut-ungkut (Psilopogon haemacephalus), hingga punai gading (Treron vernans),” terangnya.
Sebagai taman kota, Taman Langsat merupakan lokasi yang sangat ideal untuk kegiatan pengamatan burung.
Keunikan arsitektur tamannya tercermin dari berbagai fitur yang dimilikinya, seperti aliran sungai yang membelah sepanjang area taman, beberapa kolam buatan yang tersebar di berbagai titik, serta vegetasi dengan ketinggian kanopi yang beragam.
Ditambah dengan luasnya area taman yang relatif besar untuk ukuran taman kota, Taman Langsat menyediakan berbagai relung (niche) ekologis yang mendukung keberadaan beragam jenis burung, menjadikannya habitat yang kaya dan berpotensi tinggi untuk aktivitas pengamatan burung.
Maka dari itu, tidak mengejutkan apabila Deus mendapati 15 jenis burung dalam pengamatannya selama kurang dari dua jam pada Sabtu lalu (16/08/2025).
Di antara jenis-jenis itu, ada satu burung yang dilindungi oleh Peraturan Menteri No 106 tahun 2018, yaitu jenis kipasan belang (Rhipidura javanica).
Deus juga menjelaskan bahwa ada beberapa jenis burung, seperti jenis takur ungkut-ungkut, tekukur biasa, kipasan belang, burung-gereja erasia (Passer montanus) yang sedang berbiak dengan ditandai perilakunya.
Saat sumber daya makanan dan tempat yang cukup, maka burung-burung dapat berbiak. Berarti, Taman Langsat ini memang tempat yang aman bagi burung-burung ini,” jelasnya.
Ornithologist, Bas van Balen, menjelaskan meskipun jenis-jenis burung umum yang ditemui di kota, namun tidak semua jenis burung kota bisa hidup dan berkembang biak tanpa adanya suatu taman, mengingat mereka perlu tempat tenang untuk berbagai keperluan hidup esensial.
“Jenis burung seperti burung gereja, tekukur, dan jenis lainnya yang memiliki kemampuan adaptif lebih tinggi dibandingkan jenis lain, kita tidak pernah tahu seberapa jauh mereka bisa bertahan bila tidak ada taman di tengah kota,” terangnya.
Bas menuturkan bagaimana masyarakat kota bisa memahami keberadaan burung di taman atau hutan kota, di antaranya bagaimana burung seperti jenis burung madu menjadi penyerbuk bunga dan pemakan serangga hama.
“Coba bayangkan kota tanpa kicauan, atau tidak ada burung yang main di tajuk pohon, atau di lapangan terbuka, akan menambah kesan gersangnya suatu kota,” terangnya.
Bas menjelaskan bahwa jenis-jenis burung kota yang terancam punah dan dilindungi, seperti jenis kerak kerbau atau kipasan belang, kelestariannya bila terjaga dapat menjadi kebanggan masyarakat lokal.
Apalagi beberapa jenis burung kota yang mendekati kepunahan di kota besar maupun pedesaan di Jawa, misalnya kepudang, kucica kampung, atau anis merah.
Keberadaan burung-burung yang sensitif terhadap pemakaian pestisida berlebihan hingga polusi udara juga menunjukan bahwa keadaan lingkungan yang tidak beres.
Hal ini membantu masyarakat dan pemerintah setempat untuk bisa segera memulihkan lingkungannya.
Informasi Taman Langsat
Mengutip akun Instagram resmi @temantaman.jkt, dari sejarah Taman Langsat merupakan taman seluas 3,6 hektar yang mulanya digunakan sebagai tempat penampungan bibit tanaman.
Selain untuk bersantai, berolahraga, dan menikmati udara segar, kita juga bisa berfoto di sejumlah spot menarik di taman ini.
Taman Langsat buka mulai pukul 06.30 hingga 17.00 setiap harinya. Taman ini dibuka gratis bagi pengunjung.
Jika naik transportasi umum, Taman Langsat bisa dicapai dengan naik KRL (Commuter Line), MRT, atau Transjakarta.
Stasiun MRT terdekat adalah Stasiun Blok M BCA. Dari stasiun, kita cukup berjalan kaki sekitar 800 meter atau selama 10 menit untuk tiba di Taman Langsat.
Sementara jika naik Transjakarta, halte terdekat adalah halte CSW.
Jaraknya dari Taman Langsat hanya sekitar 1 kilometer atau bisa ditempuh dengan berjalan kaki selama 12 menit.
Jarak Taman Langsat dengan stasiun KRL terdekat, yakni Stasiun Kebayoran, relatif lebih jauh dari moda transportasi lainnya, yaitu sekitar 2,5 kilometer.
Kamu dapat melanjutkan perjalanan menggunakan ojek online untuk menuju Taman Langsat. (TribunJakarta.com/Kompas.com)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.