Horor Persalinan di Puskesmas Tapteng:Kepala Bayi Putus Ibu Selamat, Dinkes Ungkap Fakta Mengejutkan

Proses persalinan yang seharusnya menjadi momen penuh haru justru berubah menjadi horor setelah kepala seorang bayi diduga terputus.

Editor: Wahyu Septiana
ISTIMEWA
PERSALINAN HOROR - Ilustrasi Bayi. Sebuah peristiwa memilukan saat proses persalinan seorang ibu yang ditunggu-tunggu berubah menjadi sebuah kabar buruk yang mengejutkan. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Sebuah peristiwa memilukan saat proses persalinan seorang ibu yang ditunggu-tunggu berubah menjadi sebuah kabar buruk yang mengejutkan.

Peristiwa ini terjadi di Puskesmas Pinangsori, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, pada Senin (18/8/2025).

Saat itu, proses persalinan yang seharusnya menjadi momen penuh haru justru berubah menjadi horor setelah kepala seorang bayi diduga terputus saat ditangani.

Sang ibu berhasil diselamatkan, namun bayi ditemukan sudah tidak bernyawa.

Kejadian ini viral di media sosial dan memicu kemarahan publik, sementara pihak keluarga menuntut kejelasan dan keadilan.

Di tengah derasnya tudingan malapraktik, Dinas Kesehatan Tapteng akhirnya angkat bicara dan mengungkap fakta yang mengejutkan.

Mereka menyatakan bahwa tindakan medis sudah sesuai prosedur dan menegaskan tidak ada unsur kelalaian.

Namun, pernyataan tersebut justru memantik perdebatan baru, apalagi fakta-fakta yang diungkap dinilai mengejutkan—termasuk soal kondisi janin yang disebut sudah meninggal sebelum proses persalinan dilakukan.

Pernyataan Dinkes

Kepala Bidang Pelayanan Kesiapan Dinkes Kabupaten Tapanuli Tengah Lisna Panjaitan menjelaskan kejadian bermula saat seorang warga tersebut mendatangi Puskesmas Pinangsori untuk melakukan persalinan. 

Lisna mengatakan, pada saat proses persalinan, pihak bidan di Puskesmas tersebut melakukan pengecekan detak jantung terhadap bayi.

Namun sayangnya bayi tersebut sudah tidak bernyawa.  

"Jadi inilah kronologis yang sebenernya. Pasien datang ke Puskesmas Pinangsori pada Senin (18/8/2025) pukul 06.15 WIB   dengan keluhan melahirkan," jelasnya dikutip dari Tribun Medan

Pada saat proses pemeriksaan terhadap ibu dan calon bayi, kata Lisna tekanan darah sang ibu cukup tinggi. 

"Kemudian sampai di sana, tugas kami melaksanakan pemeriksaan tekanan darah. Ternyata ibu alami  darah tinggi 160/80 mm hg.  Kemudian setelah dicek itu petugas kami berikan obat tensi diharapkan turun tensinya kan," ucapnya. 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved