Perampokan di Pondok Labu

Tajam, Ini Penampakan Pisau yang Membuat Pensiunan TNI AL di Pondok Labu Tersungkur Berlumur Darah

Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Polisi menunjukan pisau milik Supriyanto (20) yang dipakai untuk membunuh pensiunan TNI AL, dalam jumpa pers di Polres Jakarta Selatan, Kamis (12/4/2018).

TRIBUNJAKARTA.COM, CILANDAK -- Polisi sempat kebingungan mengungkap pembunuhan sadis terhadap seorang pensiunan TNI AL Peltu (Purn) Hunaedi (83) di Pondok Labu, Kamis pekan lalu.

Siang malam petugas gabungan dari Polsek Cilandak, Polres Jakarta Selatan dan Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya bekerja mencari fakta.

Tapi, siapa sangka penangkapan pelaku dilakukan secara tidak sengaja pada Kamis (12/4/2018) dini hari atau sepekan sejak peristiwa pembunuhan itu.

Baca: Diarak Sambil Telanjang Dada, Sandiaga Sebut Prabowo Ingin Tunjukan Masih Tegap dan Sehat

Pelaku ditangkap, saat sedang membuat kisruh di Jalan Haji Salim, Pondok Labu. Saat itu, ia sedang terlibat perkelahian dengan pemuda setempat.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Polisi Indra Jafar menerangkan, Kamis dini hari, sekitar pukul 01.00, Polsek Cilandak mendapat laporan adanya keributan di Jalan Haji Salim.

Beberapa petugas datang ke lokasi dan menemukan beberapa pemuda sedang terlibat duel.

Polisi menunjukan pisau milik Supriyanto (20) yang dipakai untuk membunuh pensiunan TNI AL, dalam jumpa pers di Polres Jakarta Selatan, Kamis (12/4/2018). (Warta Kota/Henry Lopulalan)

"Saat di lokasi keributan, polisi terfokus pada seorang pemuda bertato. Dia itu punya ciri-ciri yang sama dengan pelaku pembunuhan yang terekam di kamera CCTV. Akhirnya dia dibawa ke Mapolsek Cilandak untuk diperiksa," kata Kombes Indra Jafar saat merilis penangkapan di Mapolrestro Jakarta Selatan, Kamis (12/4/2018) sore.

Pelaku awalnya bersikukuh dia bukanlah orang dalam rekaman kamera CCTV.

Polsek Cilandak kemudian berkoordinasi dengan Polrestro Jaksel dan membawa pelaku ke mapolres.

Pada saat dilakukan pemeriksaan di mapolres, pelaku tetap tidak mengaku.

Tetapi polisi melihat ada kemiripan beberapa ciri pemuda itu dengan pelaku pembunuhan yang ada di rekaman kamera CCTV.

"Dari postur tubuh, wajah dan paling identik adalah tato di lengannya. Setelah kita cocokkan, tatonya sama. Sejak itu pelaku tidak lagi mengelak dan dia mengakui sebagai pembunuh almarhum Chunaedi," kata Kombes Indra.

Kombes Indra Jafar di kesempatan itu juga menjelaskan kronologi pembunuhan tragis itu.

Pelaku berinisal S alias K (20), pada Rabu (4/4/2018), pelaku mencari target lokasi pencurian di Jalan Kayu Manis, Kompleks TNI AL, Jalan Kayu Manis RT 07/06, Pondok Labu, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan.

Pelaku melihat korban sedang menyapu di halaman rumahnya.

Ia, kemudian, berpura-pura menanyakan sebuah alamat yang ia cari. Korban menunjukkan jalan menuju alamat itu.

Saat itulah, terbersit untuk melakukan pencurian di rumah Chunaedi.

Tahu korban ada di luar rumah, ia melompat pagar samping rumah itu kemudian menyelinap masuk ke dalam rumah.

Di dalam rumah, ia mencari sejumlah barang berharga, hingga dia menemukan dompet korban di dalam kamar.

Karena terburu-buru, ia tidak sempat mengambil semua uang di dompet.

Ia mengambil uang sebesar Rp 3,2 juta.

S adalah pelaku pembunuhan Hunaedi (83) (TribunJakarta/Dwi Putra Kesuma)

Awalnya, korban tidak sadar uangnya hilang.

Baru pada Kamis jelang subuh, ia menyadari uang di dalam dompetnya berkurang.

Uang tersebut adalah uang pensiunan yang baru diambilnya pada Selasa.

"Pada Kamis petang sekitar pukul 18.00, pelaku kembali lagi ke rumah itu. Ia belum puas dan ingin mengambil uang di dalam dompet korban yang menurut dugaannya masih cukup banyak. Karena pas ngambil awal kan dia buru-buru," kata Kombes Indra.

Kali ini, pelaku bertandang sebagai tamu.

Saat korban sedang mengaji di ruang tengah rumah, pelaku mengetuk pintu.

Korban kaget melihat pelaku dan menanyakan apa maksud kedatangannya.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Indra Jafar saat menggelar rilis atas kasus pembunuhan purnawirawan TNI AL Hunaedi, 83 tahun di Lobby Polres Jakarta Selatan, Kamis (12/4/2018). Polres Metro Jakarta Selatan menangkap seorang tersangka berinisial S (20) dengan barang bukti berupa sebilah pisau, sebuah jam tangan, dan pakaian yang digunakan pelaku. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews.com)

Di saat bersamaan, pelaku yang sudah berniat buruk, melihat uang senilai Rp 200.000 tergeletak di atas meja.

Tanpa menjawab pertanyaan korban, pelaku dengan santai berjalan ke meja itu dan mengambil uang.

"Di momen ini korban mencoba mencegah pelaku dengan menarik tangannya. Namun pelaku malah murka dan memukuli korban bahkan kepala korban dibentur-benturkan ke tembok," kata Kombes Indra.

Dari dalam kamar, istri Chunaedi bernama Sopiah (73) yang sedang tadarus Al Quran penasaran dengan suara gaduh di ruang depan.

Ia mencoba keluar kamar untuk melihat apa yang terjadi.

Dirinya pun terkejut saat melihat suaminya sedang dipukuli pemuda tak dikenal.

Ia berteriak histeris, namun ngeri, ketika melihat pemuda itu seperti kesetanan menghajar suaminya.

Ia memutuskan mencari bantuan.

Baca: Pembunuh Pensiunan TNI AL Berhasil Diringkus Saat Bikin Kisruh, Sempat Tidak Mengaku

Baca: Tiara, Sopir BMW Putih Tabrak Pengemudi Ojek Online hingga Kakinya Putus Tulang Punggung Keluarga  

Ia keluar melalui pintu samping dan berteriak meminta tolong kepada warga sekitar.

Di dalam rumah, pertikaian masih terjadi.

Pelaku yang hendak kabur setelah mengambil uang dan menghajar korban, berusaha lari lewat pintu depan.

Namun, korban yang sebelumnya tersungkur berusaha bangkit dan mencegah korban.

Kalap, pelaku mengeluarkan sebilah pisau dan menusuk secara membabi buta ke tubuh kakek Chunaedi.

Khunaedi tewas di tempat dengan darah yang mengucur deras.

Pelaku mencoba melarikan diri melihat korban lunglai tak berdaya.

Ia keluar melalui pintu belakang kemudian melewati komplek dan memotong jalan di sebuah taman kompleks perumahan itu.

Pelarian pelaku di area komplek inilah yang sempat terekam kamera CCTV sejumlah rumah warga.

Pelaku saat itu langsung kembali ke rumah kos yang ia tempati, di Jalan Haji Muslim, Pondok Labu.

Di kosnya itu, ia tinggal bersama kekasihnya.

Kombes Indra Jafar menyebut, saat memeriksa pacar pelaku, diketahui bahwa pelaku malam itu meminta kepada pacarnya mencucikan bajunya yang penuh bercak darah.

"Pacarnya ini sempat nanya ke pelaku, kok banyak darah. Pelaku mengakui habis nusuk orang," kata Kombes Indra.

Sang pacar tak banyak bertanya lagi karena sudah tahu perangai kekasihnya yang memang suka berkelahi.

Keesokan harinya, saat keluarga korban berduka dalam pemakaman Chunaedi, pelaku berbelanja pakaian dengan uang curian.

Pelaku masih berusia muda, namun jiwa penjahatnya sudah tak terbantahkan.

Ia sebelumnya adalah tahanan Mapolsek Pesanggrahan, Jakarta Selatan karena kepemilikan senjata tajam dan membuat keonaran.

"Dia meskipun masih muda tapi sudah residivis. Baru dua atau tiga minggu lalu dia keluar dari penjara karena pelanggaran Undang-undang darurat kepemilikan sajam," kata Kombes Indra.

Baca: Ingin Nge-Mal Sambil Saksikan Fashion Show? Datang ke Senayan City Sore Ini

S diketahui sebagai warga Pamulang, Tangerang Selatan. Di hadapan wartawan, ia mengaku bekerja sebagai Pak Ogah di putaran balik depan kampus UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat.

Sementara, ia lebih memilih tinggal di rumah kos di kawasan Pondok Labu.

Ia mengaku, melakukan pencurian itu untuk biaya membayar kos serta untuk bersenang-senang. "Uangnya buat bayar kos dan beli baju," katanya.

Dalam penangkapan ini, polisi menyita sejumlah barang bukti mulai dari pakaian yang dikenakan saat membunuh hingga pisau . Ia dijerat pasal 338 KUHP Terkait pembunuhannya Junto Pasal 365 dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

Berita Terkini