Gempa dan Awan Panas Buat Warga Panik, Merapi Meletus? Begini Penjelasan Ahli

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gunung Merapi

Namun, tidak ada yang mengalami luka berat. 

 "Tadi (kemarin) terakhir sekitar jam 16.00 ada lima pendaki yang dievakuasi. Seluruhnya sudah dievakuasi. Mereka semua terdaftar di pos pendakian dan menjadi pendaki resmi. Tim evakuasi sudah turun semua termasuk yang melakukan penyisiran terakhir," urai Ari.

 Ari menambahkan, seluruh pendaki yang sudah dievakuasi langsung didata kembali dan mendapatkan perawatan bagi yang memerlukan.

Pascaerupsi ini, TNGM menutup sementara semua akses masuk TNGM hingga batas waktu yang belum ditentukan.

"Semua sudah terkendali dan sudah dilakukan penyisiran. Semua pendaki yang dievakuasi juga terdaftar," kata Ari.

 Kontak Magma dengan Air

ANALISIS  Dr. Djati Mardiatno Kepala Pusat Studi Bencana Alam UGM mengatakan, letusan gunung merapi kali ini merupakan erupsi freatik di mana terjadinya kontak antara magma dengan air yang menyebabkan keluarnya asap menyembur keluar melalui kolom menuju puncak merapi. 

 Ia mengibaratkan air yang berkontak dengan magma, mirip seperti air yang dimasukkan dalam wajan yang berisi minyak goreng yang dalam keadaan panas, muncul percikan.

Namun demikian ia menyebut status Merapi masih normal.

 "Kontak antara air dengan magma disebabkan adanya retakan baru pada kawah yang menyebabkan air tanah masuk ke dalam magma," ujarnya.

 Menurutnya adanya retakan tersebut adalah proses alami karena aktivitas magma merapi yang selalu aktif.

Baca: Bripka Marhum Tewas Ditusuk, Sang Putra Diberi Dispensasi Masuk Kepolisian oleh Kapolri

Dijelaskannya, kepulan asap yang keluar dari puncak merapi tidak hanya mengeluarkan uap air tapi juga membawa pasir dan debu.

 "Sebaran debu pun akan menyebar menyesuaikan dengan arah angin berembus. Bukan sekadar debu, abu vulkanik itu mengandung silika (bahan baku kaca), sehingga apabila terhirup dan kena mata akan menyebabkan iritasi," paparnya.

Meski Merapi sering mengalami letusan freatik, Djati menilai bukan berarti akan terjadi letusan yang lebih besar.

Menurutnya, sepanjang aktivitas magma tidak keluar melalui puncak, maka tidak akan terjadi erupsi dalam skala besar. (nto)

Berita Terkini