TRIBUNJAKARTA.COM - Kerusuhan di Mako Brimob Kelapa Dua Depok yang terjadi pada Selasa (8/5/2018) meniggalkan perasaan duka mendalam.
Peristiwa itu telah menewaskan Anggota Densus 88.
Namun ada satu Anggota Densus 88 yang selamat yakni, Bripka Iwan Sarjana yang hingga kini masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Pada acara Indonesia Lawyers Club tvOne pada Selasa (15/5/2018) Bripka Iwan membagikan kesaksiannya melalui video yang direkam di rumah sakit.
Video itu juga telah diunggah pada saluran Youtube Indonesia Lawyers Club tvOne pada hari yang sama.
Awal video tersebut Bripka Iwan menjelaskan kondisi saat dirinya tengah disandera.
BACA: Arsenal Siapkan Dana Hampir Rp 1,5 Triliun Hanya Untuk 3 Pemain Ini
BACA: Mulai Esok, Festival Kuliner Ngabuburit di Kelapa Gading Akan Manjakan Lidahmu Untul Buka Puasa
"Paling yang saya dengar saya disandera, ditutup mata saya jadi tidak bisa melihat dan bergerak karena kaki dan tangan diikat," ujar Bripka Iwan.
"Saya hanya mendengar salah satu teroris mengatakan di situ ada temanmu, adikmu yang masih muda itu saya interogasi tidak mau langsung saya eksekusi, dia minta langsung ditembak saja daripada saya diinterogasi," jelas Bripka Iwan.
Iwan mengaku tidak mengenal siapa teroris yang mengajak dirinya berbicara tersebut.
Ketika ditanya suasana saat itu, Bripka Iwan menjawab sangat mencekam sekali, diantara hidup dan mati.
"Saya ingat keluarga saya di rumah yang saya tidak akan pernah bertemu lagi, dan pada waktu itu saya berharap ada yang membebaskan saya dari pimpinan maupun rekan-rekan saya," jawab Bripka Iwan.
Bripka Iwan saat itu berharap jika rekan-rekannya mengetahui jika masih ada anggotanya yang masih hidup.
"Saya berfikir presentasi saya 99 persen mati dan satu persennya hidup, dan satu persen itu Allah kasih pada saya." ungkap sosok yang masih tertidur di sebuah kamar tersebut.