Gempa Lombok Utara

Gempa Bumi Susulan Terjadi Lagi di Lombok, Ini 5 Aplikasi yang Bisa Deteksi Gempa Bumi

Penulis: Erlina Fury Santika
Editor: Erik Sinaga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gambar berbasis satelit gempa bumi yang terjadi di Lombok Nusa Tenggara Barat, Minggu (5/8/2018).

TRIBUNJAKARTA.COM -- Gempa bumi susulan terjadi lagi di Lombok dengan kekuatan 6,2 SR pada Kamis (9/8/2018) sekitar pukul 12.25 WIB.

Hal itu dikabarkan oleh Kepala Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia, Sutopo Purwo Nugroho melalui laman Twitternya.

Sutopo mengatakan, pusat gempa berada di 6 km barat laut Lombok Utara kedalaman 12 km.

"Guncangan dirasakan sedang hingga keras," tuturnya.

Apakah Sandiaga Sudah Izin ke Presiden Maju di Pilpres? Begini Jawaban Jokowi

Menurut Sutopo, BMKG mencatat gempa susulan hingga tadi pagi sebanyak 355 kali.

Saat gempa terjadi, pengungsi dan masyarakat berhamburan keluar rumah merasakan guncangan keras.

"Masyarakat masih trauma dengan gempa sebelumnya," ungkapnya.

Gempa tersebut memang bukan yang pertama. Sebelumnya Lombok juga sudah diguncang gempa pada Minggu (5/8/2018), dengan kekuatan 7,0 SR.

Menurut data terakhir BNPB pada Rabu (8/8/2018) tercatat sedikitnya 131 korban meninggal dunia dan 1.477 luka berat.

Gempa bumi memang datang tanpa prediksi manusia. Hingga kini belum ada peneliti yang mampu memprediksi kapan gempa terjadi secara akurat.

Untuk mendeteksi gempa bumi sejak dini, berikut 5 aplikasi yang bisa diandalkan untuk membantu memberikan informasi penting dan aktual terkait gempa, dilansir dari Kompas.com.

Guncangan Kembali Datang di Lombok dengan Kekuatan 6,2 Skala Richter

1. Disaster Alert

Aplikasi ini dikembangkan oleh Pasific Disaster Centre (PDC) di Hawaii.

Melalui aplikasi ini, pengguna bisa melacak peta bencana alam yang sedang terjadi saat ini, seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus, badai, longsor, banjir dan kebakaran hutan.

Bahkan, aplikasi ini bisa melacak pesebaran wabah suatu virus.

Halaman
1234

Berita Terkini