Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, MATRAMAN - Tercatat sejak tanggal 29 Juli 2018 hingga saat ini telah terjadi empat kali gempa berkekuatan besar di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi kerugian yang diakibatkan oleh bencana alam tersebut mencapai Rp 7,7 triliun.
• Koleksi 11 Medali: Indonesia Tambah Medali dari Cabang Angkat Besi, Wushu dan Badminton
"Hingga saat ini BNPB memprediksi kerugian akibat gempa sekitar Rp 7,7 triliun," ucap Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Selasa (21/8/2018).
Sutopo menjelaskan, perhitungan tersebut meliputi lima sektor, yaitu pemukiman, infrastruktur, ekonomi, sosial, dan lintas sektor.
Permukiman menjadi sektor yang paling banyak menelan kerugian karena sejak peristiwa gempa yang terjadi pada tanggal 29 Juli 2018, sebanyak 88.743 rumah warga rusak.
• Indonesia Vs Hong Kong 3-1: Keributan, Kartu Kuning, Lilipaly Jadi Bintang Hingga Skenario ke Final
"Kerugian paling banyak ada di sektor pemukiman karena puluhan ribu rumah milik warga rusak," ujarnya di Graha BNPB, Utan Kayu Utara, Matraman, Jakarta Timur.
Lebih lanjut ia menerangkan, jumlah kerugian sebanyak ini tak dapat ditangani sendiri oleh Pemerintah Daerah (Pemda) sehingga Pemerintah Pusat harus turun langsung menyelesaikan permalasahan tersebut.
"APBD NTB sendiri hanya Rp 5,2 triliun, pemerintah pusat akan membantu pemerintah daerah," kata Sutopo.
• Jangan Perlihatkan Proses Penyembelihan Hewan Kurban ke Hewan yang Belum Disembelih
Nantinya, masyarakat yang tempat tinggalnya rusak berat akan mendapatkan bantuan sebesar Rp 50 juta, sementara yang rusak sedang Rp 25 juta, dan yang mengalami rusak ringan akan mendapatkan bantuan sebesar Rp 10 juta.
Seperti diketahui, sejak tanggal 29 Juli 2018, terjadi beberapa gempa besar di wilayah NTB, khususnya di daerah Lombok.
Tercatat ada empat gempa besar yang terjadi, yaitu pada tanggal 29 Juli dengan kekuatan 6,4 skala richter, tanggal 5 Agustus dengan kekutan 7 skala richter, dan tanggal 19 Agustus terjadi dua kali gempa berkekuatan 6,5 skala richter serta 6,9 skala richter.