Ratna Sarumpaet Semprot Abu Janda yang Bantah Isu TKA di Era Jokowi, 'Itu Bagian dari Kurang Ajar'

Penulis: Kurniawati Hasjanah
Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Abu Janda - Ratna Sarumpaet

TRIBUNJAKARTA.COM - Aktivis Ratna Sarumpaet menanggapi soal komentar Permadi Arya atau Abu Janda yang membantah isu tenaga kerja asing (TKA) di era Jokowi.

Sebelumnya, isu TKA sudah menghangat menjelang Pilkada DKI Jakarta tahun 2017.

Kini, di tahun politik isu ini kembali menghangat.

Dilansir dari acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa malam (21/8/2018), Abu Janda sempat membantah berbagai isu yang menerpa kubu Jokowi.

Satu diantara isu tersebut adalah tenaga kerja asing yang dikabarkan banyak di Indonesia.

Isu tersebut dibantah Abu Janda dan disebut sebagai hoaks.

Ratna Sarumpaet pun akhirnya angkat bicara adanya bantahan dari kubu Jokowi.

"Kan dari tadi dia (Red: Abu Janda) bilang hoaks...hoaks, aku orang yang masih percaya ucapan Rocky Gerung bahwa pusat hoaks itu ada di kekuasaan," imnbuhnya.

"Jadi, kalau mau tanya buktinya mana? Yah itu janji-janji Presiden sederet itu bukan hoaks dan itu ada dampaknya," sambungnya.

Ratna menuturkan, hal itu membuat keresahan masyarakat dan diberikan ide-ide aneh seperti diminta menawar.

Sederet Ucapan Selamat Idul Adha Cocok Dibagikan untuk Keluarga dan Kerabat

Banyak Sindiran Aksi Naik Moge Pakai Stuntman, Wishnutama Ungkap Sosok Jokowi Sebenarnya

"Aku enggak menyalahkan orang membela, anda sudah menganggap di blok itu dan menganggap itu benar, tetapi tetaplah jadi orang yang kritis. Jangan dengan mencaci orang, kamu menganggap dirimu kritis, itu bagian dari kurang ajar," paparnya.

"Ada fakta di depan mata kamu lihat memang kamu tidak pernah lihat orang kesusahan di pasar, kamu ngomong soal TKA, kamu turun tidak. Kamu lihat enggak ke pabrik. Kamu pergi enggak ke tambang nikel. Kamu cuma mendengar ucapan menteri, menteri dari Presiden yang salah menurut gue," lanjutnya.

Ratna menjelaskan, kita tak perlu menyalahkan media sosial, yang perlu disalahkan adalah Negara.

"Karena dia menimbulkan keresahan, media dibungkam bahkan disuruh mendukung dia, sekarang kita liat sendiri karakter media kita, apa masih ada semangat untuk investigasi, itu sedikit sekali, kita enggak tahu kebenaran, enggak ada orang yang mencari kebenaran, rakyat mencoba mencari kebenaran dan melampasnya di Twitter, lalu diserbu oleh buzzer," bebernya.

"Maksudnya apa itu?" lanjutnya.

Ratna Sarumpaet menuturkan, Abu Janda mungkin saat ini masih bisa makan kenyang dan enak.

Dasar Iseng, Kaesang Edit Foto Bocah Gemuk Melongok ke Jokowi dengan Gibran Sambil Promo Pisang

Tips Terhindar Kolesterol Saat Menyantap Daging di Idul Adha, Konsumsi Minyak Zaitun dan Kunyit

Namun, apabila tak berusaha saat berada dalam kesulitan maka Ratna menilai negara akan hancur dan anak cucu menjadi korbannya.

Ratna Sarumpaet mengatakan, kini ada hoaks yang nyata seperti subsidi yang ditarikin.

"Itu the real hoaks," paparnya.

Meski ada hoaks nyata, kata Ratna, ada hoaks yang tersembunyi, seperti pengelolaan negara mau dikemanakan.

"Ada hajatan besar di Jakarta, Asian Games, itu penting buat ku tetapi ada bencana di sana. Dua-duanya sama penting tapi jangan sampai pemerintah keluar dari Istana rugi apabila menetapkan bencana nasional. Negara apa ini?," tegasnya.

Untuk itu, Ratna menyarakan perlu adanya uji tes kemanusiaan terlebih dahulu sebelum menjadi Presiden.

Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri menerangkan, Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 20 Tahun 2018 tentang Tenaga Kerja Asing sama sekali tak bertujuan mempermudah TKA tanpa skill masuk ke Indonesia, untuk mengerjakan pekerjaan kasar.

Karena itu, Hanif mengaku bingung dengan isu yang berkembang saat ini, seolah perpres tersebut bertujuan mengimpor TKA sebanyak mungkin.

Ia pun meminta semua pihak tak menggoreng isu tersebut ke arah sana. Terlebih, kata Hanif, saat ini sudah memasuki tahun politik sehingga butuh suasana yang kondusif.

"Karena itu tujuannya untuk kepentingan bangsa dan negara dan rakyat kita semua, tolong jangan dipolitisasi. Sama-sama kita jaga di tahun politik ini agar kita bisa terus berkarya," ujar Hanif.

Simak Videonya:

Berita Terkini