Namun kemudian ia berpikir itu merupakan hal yang miris.
Iapun menerangkannya dengan memberikan sebuah analogi.
"Dulu aku jg bangga mendengar ikrar2 bahwa “Saya Pancasila”.. tapi aku pikir2 kemudian kok miris," tulisnya.
"Kalau orang sudah benar2 bernama Paijem dan sudah diakui sebagai Paijem, dia tak perlu sering2 berikrar bahwa “Saya Paijem”. (Twit ini terkait dgn 2 twitku sebelumnya)," sambung Sudjiwo Tedjo.
Cuitan Sudjiwo Tedjo pun ditanggapi positif oleh warganet.
Banyak warganet sepakat dan memberi analogi lain serupa.
Ada juga yang merinding lantaran merasa bahwa persatuan bangsa ini memang sedang terancam.