Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Rr Dewi Kartika H
TRIBUNJAKARTA.COM - Budayawan Sudjiwo Tedjo menyindir pendukung masing-masing calon presiden (capres) di Pilpres 2019.
Sindiran tersebut ditujukan Sudjiwo Tedjo terutama bagi pendukung yang terlalu fanatik terhadap salah satu capres.
Menurut Sudjiwo Tedjo mendukung capres terlalu fanatik adalah bukti dari ketakutan tak dapat makan apabila tokoh yang dijagokannya kalah dalam Pilpres 2019.
Sudjiwo Tedjo awalnya membahas soal pesan Ulama Mustofa Bisri atau yang kerap disapa Gus Mus.
Menurut Sudjiwo Tedjo, Gus Mus pernah berpesan untuk tidak terlalu berlebihan dalam mendukung capres.
"Seiring dengan pesan Gus Mus: Mendukung (Capres) biasa-biasa saja enggak usah sampai berlebih-lebihan," tulis Sudjiwo Tedjo, pada Rabu (12/9/2018).
Hal tersebut disampaikan Sudjiwo Tedjo melalui media sosial, Twitter.
Berdasarkan pernyataan Gus Mus, Sudjiwo Tedjo lantas membuat sebuah kesimpulan.
Ia mengatakan orang yang mendukung salah capres secara berlebihan sebenarnya tengah bersusah payah mendukung dirinya sendiri.
• Jusuf Kalla Minta Masyakarat Tak Beli Hermes dan Ferrari, Sudjiwo Tedjo Beri Tanggapan
• Ustaz Abdul Somad Terima Ancaman, Sederet Tokoh Berkomentar dan Ini Usul Sudjiwo Tedjo
TONTON JUGA
"Berarti, kesimpulanku, yg membabi buta mendukung Capres tertentu itu sebenarnya sedang mati2an mendukung dirinya sendiri," tulis Sudjiwo Tedjo.
Tak hanya itu Sudjiwo Tedjo juga menyebut, pendukung yang terlalu fanatik khawatir kelaparan jika jagoannya tak menang di Pilres 2019.
"takut gak bisa makan kalau dukungannya gak kepilih," tulis Sudjiwo Tedjo.
Pantauan TribunJakarta.com pernyataan tersebut dicuit sekitar 20 menit yang lalu.
Cuitan tersebut telah disukai oleh puluhan pengguna Instagram.
• UAS Batal Isi Ceramah, Komentar Mardani Ali Hingga Sudjiwo Tedjo hingga Dugaan Ditunggangi HTI
• Soroti Lirik Theme Song Asian Games 2018, Sudjiwo Tedjo: Sebagai Orang Madura Bangga
Indonesia Raya Dinyanyikan di Acara Wayangannya, Sudjiwo Tedjo Miris
Budayawan Sudjiwo Tedjo kerap menjadi dalang di acara wayangan dari panggung ke panggung.
Saat Malam Satu Suro kemarin, Selasa (11/9/2018) ia berkesempatan mengisi acara wayang di Pesantren Ki Ageng Mbodo, Grobogan,
Melalui akun Twitternya, @sudjiwotedjo, Rabu (12/9/2018), Sudjiwo Tedjo berbagi kebanggan sekaligus kemirisannya saat mengisi acara tersebut.
Sudjiwo Tedjo menjelaskan, menjelang acara para hadirin berdiri untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya.
• Jokowi Sebut Kebebasan Berpendapat Ada Aturannya, Sudjiwo Tedjo Tak Setuju
• Sandiaga Lebih Peduli Olahraga Ketimbang Seni, Cuitan Sudjiwo Tedjo Dibalas Ferdinand Hutahaean
Aksi itu, lanjut Sudjiwo Tedjo, tak pernah dilakukan pada saat acara wayangan saat zaman dulu.
Kini ia melihat ada perubahan.
Terkait perubahan itu, ia mengaku bangga namun sekaligus miris.
Karena baginya, persatuan jika sering ditonjolkan tanda sedang terancam.
"Spontanitas “Indonesia Raya” menjelang wayanganku 1 Suro di Pesantren Ki Ageng mBodo, Grobogan. Semua hadirin/rat berdiri. Dulu wayangan gak pakai gini2. Skrng hampir apa pun pakai gini. Bangga sekaligus miris. Mirisnya, persatuan kalau ud ditonjol2kan, berarti sedang terancam," tulis Sudjiwo Tedjo.
• Jokowi Sebut Kebebasan Berpendapat Ada Aturannya, Sudjiwo Tedjo Tak Setuju
• Sandiaga Lebih Peduli Olahraga Ketimbang Seni, Cuitan Sudjiwo Tedjo Dibalas Ferdinand Hutahaean
Acara itu bukanlah kali pertama ia alami.
Sebelumnya, pelajar SMA dan SMP Gunungkidul, Yogyakarta, melakukan hal serupa.
Di dalam aula, mereka terlihat berdiri dan menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum Sudjiwo Tedjo 'beraksi'.
Di lain unggahan, ia mengaku dulunya sempat bangga dengan mengikrarkan 'Saya Pancasila'.
Namun kemudian ia berpikir itu merupakan hal yang miris.
Iapun menerangkannya dengan memberikan sebuah analogi.
"Dulu aku jg bangga mendengar ikrar2 bahwa “Saya Pancasila”.. tapi aku pikir2 kemudian kok miris," tulisnya.
"Kalau orang sudah benar2 bernama Paijem dan sudah diakui sebagai Paijem, dia tak perlu sering2 berikrar bahwa “Saya Paijem”. (Twit ini terkait dgn 2 twitku sebelumnya)," sambung Sudjiwo Tedjo.
Cuitan Sudjiwo Tedjo pun ditanggapi positif oleh warganet.
Banyak warganet sepakat dan memberi analogi lain serupa.
Ada juga yang merinding lantaran merasa bahwa persatuan bangsa ini memang sedang terancam.