Pilpres 2019

Polemik Debat Capres Bahasa Inggris, Sudjiwo Tedjo Ambil Hikmahnya Soal Kaum Pemuja Budaya Asing

Penulis: Kurniawati Hasjanah
Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sudjiwo Tedjo

TRIBUNJAKARTA.COM - Budayawan Sudjiwo Tedjo menanggapi usulan debat capres - cawapres menggunakan bahasa Inggris.

Diketahui, koalisi partai politik pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sempat mengusulkan agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar satu sesi debat capres-cawapres dengan menggunakan bahasa Inggris.

"Boleh juga kali ya. Ya, makanya hal-hal rinci seperti itu perlu didiskusikan," kata Ketua DPP PAN Yandri Susanto di Rumah Pemenangan PAN, Jalan Daksa, Jakarta, Kamis (13/9/2018) seperti dikutip Antara.

Yandri menuturkan, pemimpin Indonesia bakal bergaul dan banyak berbicara di forum internasional yang memerlukan penggunaan bahasa Inggris.

Usulan tersebut kini menjadi perhatian publik.

Dilansir TribunJakarta.com dari laman Twitternya pada Sabtu pagi (15/9/2018), Sudjiwo mengatakan, terdapat hikmah dibalik usulan tersebut.

Sudjiwo menegaskan, hikmah tersebut diantaranya ada masyarakat yang kerap berbicang menggunakan bahasa Inggris kini jadi pembela garda depan bahasa Indonesia.

Bahkan, Sudjiwo menegaskan, kaum pemuja budaya asing seperti budaya Amerika, Korea dan lain-lain kini juga mendadak mengakui cinta bahasa Indonesia.

Sudjiwo Tedjo menganggap peristiwa tersebut bagus.

Begini cuitan lengkap Sudjiwo Tedjo:

"Pagi. Mari selalu mengambil hikmah. Usulan debat capres dlm bhs Inggris pun ada hikmahnya. Mereka yg ngomongnya pada cas cis cus kem-Inggris tiba2 kini jd pembela garda depan bhs Indonesia. Kaum pemuja budaya Amrik/Korea/dll kini mendadak mengaku cinta bhs Indonesia. Ini bagus," tulisnya.

Cuitan Sudjiwo Tedjo (Twitter.com)

Berdasarkan pantauan TribunJakarta.com, cuitan tersebut telah mendapatkan 508 retweet dan 709 likes hingga pukul 9.30 WIB, Sabtu (15/9/2018).

Disebut Demo Mahasiswa Makassar Dibubarkan Paksa, Ratna Sarumpaet: Perbuatan yang Mendekati Biadab

Lowongan Kerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Pendaftaran Dibuka Hingga 18 September

Tonton Juga:

Dahnil A Simanjuntak Bela Gaya Bahasa Inggris Jokowi

Dahnil A Simanjuntak turut memberikan komentar terhadap usulan debat Bahasa Inggris lewat akun Twitternya @Dahnilanzar.

Menurut Dahnil, ketika banyak yang membully gaya bahasa Inggris Jokowi, Dahnil justru melihat perbedaan.

Dahnil mengatakan bahwa tidak perlu repot mem-bully Jokowi.

Sebab menurut Dahnil gaya Bahasa Inggris Jokowi bisa melahirkan istilah Solo English maupun Jokowi English.

Cuitan @dahnilanzar (Twitter/@Dahnilanzar)

"Berbagai pihak mem-bully bahasa Inggris Pak Jokowi

justru saya melihat dengan bahasa Inggris gaya dan pronunciation ala Pak Jokowi.

Bila diambil hikmahnya dan kita tdk repot membully,

maka akan lahir dan populer Solo English, atau Jokowi English. Paten kan?" cuit Dahnil di akun Twitternya.

Tanggapan Sandiaga Uno

Calon Wakil Presiden pada Pemilihan Presiden 2019, Sandiaga Uno mengaku tidak setuju dengan usulan format debat yang menggunakan bahasa Inggris.

Menurutnya, dalam debat sebaiknya menggunakan bahasa yang dimengerti masyarakat Indonesia, agar visi dan misi dapat tersampaikan dengan baik.

"Mengapa pakai bahasa Inggris. Jadi saya pikir, kita untuk menyampaikan pesan kepada seluruh rakyat Indonesia, ya kita gunakan bahasa Indonesia," ujar Sandiaga Uno di Universitas Dharma Persada, Jakarta Timur, Jumat (14/9/2018).

Namun, usulan format debat yang menggunakan bahasa Inggris justru datang dari partai pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, yaitu Partai Amanat Nasional (PAN).

Sandiaga Uno pun mengaku tidak mengetahui usulan tersebut datang dari partai koalisinya, dan ia menekankan agar debat lebih baik menggunakan bahasa Indonesia.

"Itu belum pernah dibicarakan dengan saya dan Pak Prabowo, jadi pandangan saya sudahlah kita gunakan bahasa Indonesia. Sudahlah kita gunakan juga format yang lebih mempersatukan," ujar Sandiaga Uno.

Ditembak Suami di Tanjung Priok, Begini Kondisi Yunita Usai Dirawat di RSUD Koja

Bangun Hotel 15 Lantai, China Hanya Butuh Waktu Seminggu, Lihat Video Pembangunannya

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut pun menginginkan agar KPU lebih memikirkan format debat, agar tidak saling menjadi ajang yang menjatuhkan satu sama lain.

Format debat yang 'urun rembruk' atau 'sarasehan', yang menyampaikan visi dan misi pandangan untuk memajukan Indonesia dalam di periode 2019-2024 nanti.

"Tugas KPU memastikan bahwa ke depan inovasinya apa itu, supaya tidak terpecah belah antara dua kubu. Masyarakat sudah tahu kok, sudah bisa menentukan pilihan, mereka ingin melihat visi misi seperti apa," ujar Sandiaga Uno.

Sebelumnya, koalisi partai politik pengusung bakal capres dan cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengusulkan, agar KPU menggelar satu sesi debat capres-cawapres dengan menggunakan bahasa Inggris.

Ketua DPP PAN Yandri Susanto menuturkan, pemimpin Indonesia nantinya bakal bergaul dan banyak berbicara di forum internasional, sehingga memerlukan penggunaan bahasa Inggris.

"Karena presiden bergaul di dunia internasional, supaya tidak ada kesalahan komunikasi dan salah tafsir dari lawan bicara, ya memang penting juga calon presiden matang dalam menguasai bahasa luar dari bahasa Indonesia itu," ujar Yandri, Kamis (13/9/2018).

Berita Terkini