Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Rr Dewi Kartika H
TRIBUNJAKARTA.COM - Polemik penyebutan Sandiaga Uno sebagai ulama oleh Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid masih berlanjut.
Hidayat Nur Wahid tak sependapat dengan perspektif mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD soal ulama.
Diberitakan sebelumnya Mahfud MD menyebut Sandiaga Uno sebagai ulama dalam pengertian secara harfiah.
Menurut Mahfud MD ulama secara harfiah memiliki arti seseorang yang mempunyai banyak ilmu.
Ilmu yang dimaksud itu, kata Mahfud MD, bisa ilmu politik, ilmu hukum, ilmu sosiologi, ilmu agama, dan lain sebagainya.
Jika menggunakan arti harfiyah maka sejumlah ilmuwan dunia seperti Adam Smith, Huntington, dan Karl Marx adalah ulama.
Dalam kelompok ini, menuruf Mahfud MD, Sandiaga sebagai cawapres pendamping Prabowo termasuk ulama.
"Dalam arti harfiyah, ulama’ berarti org yg bnyk ilmunya, termasuk ilmu politik, ilmu hukum, sosiologi, agama dsb.
Tapi dalam arti ishthilahy ulama’ itu artinya orang yang banyfk ilmu agamanya, terutama fiqih. Kalau mau pakai arti harfiyah maka
Huntington, Adam Smith, Karl Marx, Sandi adalah ulama," tulis Mahfud MD.
• Polemik Impor Beras Antara Mendag dan Bulog, Buwas Kian Tegas Disukai Mahfud MD
• Fenomena PNS dan ASN Jadi Pengurus Partai Politik, Mahfud MD: Gajinya Haram
TONTON JUGA
Pernyataan Mahfud MD itu disampaikan melalui media sosial Twitter, pada Sabtu (22/9/2018).
Hidayat Nur Wahid lantas langsung menanggapi cuitan tersebut.
Ia menegaskan gelar ulama yang disematkan kepada Sandiaga Uno tidak menggunakan pendekatan makna secara harfiah ataupun istilah seperti yang dikemukakan oleh Mahfud MD.
Hidayat Nur Wahid menjelaskan ia menggunakan pendekatan kita suci Al-Quran.
Menurut Hidayat Nur Wahid kata ulama yang digunakan memang berasal dari Al-Quran.
Kata ulama tersebut berasal dari Al-Quran Surat Fathir ayat ke 28.
Hal tersebut menyebabkan ulama yang dimaksud Hidayat Nur Wahid tak hanya sosok yang memiliki banyak ilmu namun juga takut kepada Tuhan yang Maha Esa.
"Pernyataan & cuitan saya ttg “Ulama”jelas tak pergunakan pendekatan makna “harfiyah” atau “istilah”, tapi pendekatan AlQuran.
Itu karena terminologi ini dimunculkn olh AlQuran. Bila itu rujukannya (khususnya QS Fathir:28),maka kriteria Ulama, selain banyak ilmu,jg “khasyyah” pd Allah," tulis Hidayat Nur Wahid.
Ulama perspektif Mahfud MD
Pakar hukum tata negara, Mahfud MD lantas memberikan sebuah penjelasan soal pengertian ulama.
Menurut Mahfud MD istilah ulama dapat diartikan dalam dua perspketif.
Perspektif pertama, kata Mahfud MD, ulama diartikan secara harfiyah yang berarti orang yang mempunyai banyak ilmu.
Perspektif kedua, Ketua Mahkamah Konstitusi 2008-2013 itu menjelaskan ulama secara istilah berarti orang yang banyak ilmu agamanya.
Dalam perspektif pertama, ilmu yang dimaksud itu, kata Mahfud MD, bisa ilmu politik, ilmu hukum, ilmu sosiologi, ilmu agama, dan lain sebagainya.
Dalam perspektif kedua, ilmu agama yang dimaksud terutama adalah terkait dengan fiqh.
Secara ishtilahy (bahasa Arab), kata Mahfud MD, adalah definisi general atau umum. Bisa juga disebut makna stipulatif kalau menggunakan terma hukum.
Jika menggunakan arti harfiyah maka sejumlah ilmuwan dunia seperti Adam Smith, Huntington, dan Karl Marx adalah ulama.
Dalam kelompok ini, menuruf Mahfud MD, Sandiaga sebagai cawapres pendamping Prabowo termasuk ulama.
"Dalam arti harfiyah, ulama’ berarti org yg bnyk ilmunya, termasuk ilmu politik, ilmu hukum, sosiologi, agama dsb.
Tapi dalam arti ishthilahy ulama’ itu artinya orang yang banyfk ilmu agamanya, terutama fiqih. Kalau mau pakai arti harfiyah maka
Huntington, Adam Smith, Karl Marx, Sandi adalah ulama," tulis Mahfud MD.
Pendapat Mahfud MD terkait arti ulama itu ia tulis dalam akun twitternya, Sabtu (22/9/2018) sekitar 60 menit yang lalu.
Mahfud MD kemudian memberikan penjelasan tambahan terkait arti ulama secara harfiyah.
"Bisa, tapi yabg dalam arti harfiyyah saja. Seperti Pak Prof. Rhenald Kasali itu bisa disebut ulama dalam arti harfiyah.
Arti harfiyah dalam bahasa Arab juga disebut makna lughawy.
Dalam studi-studi fikih Islam setiap istilah dibedakan kedalam makna lughawy dan makna ishthilhy, termasuk istilah ulama," tulis Mahfud MD.
Ketika seorang netizen (warganet) bertanya bukankah dalam terminologi Alquran seorang ulama adalah orang yang takut kepada Allah, kata Mahfud MD ulama tetaplah orang yang berilmu.
Tetapi, kata Mahfud MD, ulama itu orang yang berilmu dan takut kepada Allah.
Kalau hanya takut kepada Allah SWT tetapi tidak memiliki ilmu ya tidak disebut sebagai ulama.
"Farhan keliru. Begini, menurut Qur’an ulama itu tetaplah orang-orang yang berilmu tapp yg benar-benar ulama’ adalah orang-orang yang berilmu dan takut kepada Allah.
Orang yang takut kepada Allah kalau tak berilmu ya bukan ulama. Innama yakhsyallaah min ibaadih ulama (itu bunyi ayat Qur’an)," tulis Mahfud MD.