Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Leo Permana
TRIBUNJAKARTA.COM, MENTENG - Dalam acara puncak peringatan Hari Anak Nasional (HAN) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dimeriahkan sejumlah stand-stand dari wilayah DKI Jakarta dan Kepulauan Seribu.
Berbagai hal dipamerkan di sana, di antaranya kerajinan warga, kuliner dan permainan anak.
Satu di antaranya, di stand milik Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Pusat.
Stand itu mengambil tema 'Mari Kita Kembangkan Keterampilan Literasi yang Berbudaya'.
Penilik Kecamatan Kemayoran, Lauren mengatakan pemilihan tema tersebut diambil karena minimnya budaya betawi di Jakarta Pusat.
"(Maka) kita mengusahakan budaya betawi itu tetap dipertahankan, satu caranya kita bikin (tema) budaya betawi di stand ini," kata Lauren di Gedung Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Selasa (25/9/2018).
Terlihat di stand tersebut memiliki pelaminan pengantin betawi yang memiliki latar belakang pintu krepyak.
Pada stand itu juga memajang hasil prakarya guru dan siswa-siswi PAUD, kerajin tas dan permainan untuk anak usia 5 sampai 6 tahun.
Permain itu bernama 'Cari Huruf Yang Hilang'.
Ketua himpaudi cempaka putih, Satinem menjelaskan permainan ini menggunakan media baskom, pasir, mainan Alfabet dan kertas.
"Di dalam baskom berisi pasir tersebut terdapat mainan alfabet yang nantinya akan dicari oleh anak," kata Satinem.
"Nantinya anak diminta untuk melengkapi sebuah kalimat yang dua hurufnya hilang, misal 'Bel.nja Ke .asar'," tambah dia.
Aspek perkembangan melalui permainan itu, ia menjelaskan dapat menunjukkan yang diketahui, dirasakan, dibutuhkan dan dipikirkan seorang anak.
"Baik melalui bahasa, musik, gerakan, dan karya secara produktif dan kreatif, serta mencerminkan perilaku anak berakhlak mulia," ungkap Satinem.
Satinem menjelaskan, permainan itu juga mengenalkan keaksaraan awal melalui bermain.
Kemudian juga menunjukan kemampuan keaksaraan awal dalam berbagai bentuk karya.
"Indikatornya mengenal huruf vokal dan konsonan dari huruf yang hilang," katanya.