Mayat Dalam Drum

Menduga Sudah Dibuntuti, Adik Dufi Sambangi Stasiun Rawa Buntu

Editor: Ilusi Insiroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Istri Dufi, Bayu Yuniarti, di TPU Semper, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (19/11/2018).

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA -  Muhammad Ali Ramdoni, adik dari almarhum Abdullah Fithri Setiyawan memiliki dugaan kuat abangnya telah dibuntuti dari awal.

Hal itu berdasar pada rangkaian kejadian hingga informasi dari beberapa rekan pria yang akrab disapa Dufi tersebut.

"Kok saya menduga sudah dari awal dibuntuti sejak sampai ke Stasiun Rawa Buntu. Sudah tidak aman dan tidak bisa memegang telepon," ucapnya, Selasa (20/11).

Dia mulai merunut kejadian yang menimpa Dufi sejak Jumat (16/11) pagi dari berbagai informasi yang diterima.

Pukul 07.30WIB, Dufi berangkat dari rumah untuk menemui rekannya di TV Muhammadiyah guna menyelesaikan tugas di hari sebelumnya.

Pukul 08.40WIB, Dufi mengirim pesan kepada istrinya dan memberitahu bahwa dia sudah berada di stasiun Rawa Buntu.

Pada pukul 10.00WIB, rekan Dufi di media tersebut dua kali mengirim pesan singkat.

Terkirim, tetapi tidak terjawab. Isinya mengenai janji pertemuan keduanya.

"Rekannya itu yang beri kabar bahwa sudah ada di kantor dan menunggu almarhum," urainya.

Berpikir bahwa Dufi sedang sibuk untuk menyelesaikan pekerjaannya karena tidak pulang pada malam hari, istri Dufi baru mengirimkan pesan keesokan harinya.

"Papa, papa. Tapi sudah centang satu dan tidak aktif," tuturnya.

Tidak cukup hanya berdasar pada informasi rekan abangnya, Doni kemudian menyambangi Stasiun Rawa Buntu.

Dia mencoba untuk meminta data masuk mobil Innova Putih 2012 yang terakhir kali dipakai almarhum. Namun, data tersebut tidak ada.

Semakin menguat dugaan adanya perampokan, ketika keluarga tahu semua barang bawaan Dufi saat meninggalkan rumah hilang.

Buku Tabungan, Dompet, Laptop, ponsel hingga mobil. Hanya tersisa baju yang dikenakan sebelum ditemukan tidak bernyawa di sebuah drum biru yang terletak di kawasan Klapanunggal, Bogor, Minggu (18/11).

Polisi masih melakukan pendalaman terhadap kasus pembunuhan terhadap pekerja media Abdullah Fithri Setiawan alias Dufi. 

Kasubag Humas Polres Bogor, AKP Ita Puspita Lena, mengatakan bahwa saat ini penyidik masih bekerja mengungkap kasus ini. 

"Penyidik masih di lapangan," ujar Ita saat dihubungi.

Terkait motif pelaku, Ita mengaku pihaknya belum mendapatkan informasi dari penyidik.

Saat ini pihaknya juga belum memastikan jumlah saksi yang diperiksa.

"Saya terakhir dapat info dari penyidik tentang identitas korban saja untuk selanjutnya berapa orang yang diperiksa sampai saat ini belum ada info dari Kapolsek Klapanunggal dan Kasat Reskrim karena beliau-beliau masih lakukan penyidikan di lapangan," jelas Ita.

Tuntutan Rekan Jurnalis

Ketua Umum Ikatan Jurnalis UIN (IJU) Jakarta, Rahmatullah meminta kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas motif pelaku yang menyebabkan meninggalnya Abdullah Fithri Setiawan, serta mengungkap dan menangkap pelaku.

"Juga menghukum pelaku seberat-beratnya sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku," tegasnya.

Sedang, Ketua Poros Wartawan Jakarta, Tri Wibowo Santoso meminta kepada seluruh lapisan masyarakat, termasuk media massa untuk terus melakukan pengawalan kasus tersebut hingga tuntas.

"Kami juga mengimbau kepada seluruh Pimpinan Redaksi media agar terus meng-update pemberitaan kinerja kepolisian dalam penuntasan kasus ini," kata dia.

Diketahui bahwa sosok Dufi sudah melalang buana di berbagai media massa yang ada di Indonesia.

Dirinya pernah bekerja di Harian Rakyat Merdeka, sebelum akhirnya memutuskan untuk pindah dan bergabung di Indopos sebagai wartawan.

Kemudian, Dufi tidak lagi menjadi wartawan dan bekerja sebagai staf marketing di Berita Satu.

Beberapa waktu kemudian, dia kembali pindah menjadi staf marketing di I News milik MNC Group.

Beberapa tahun terakhir, Dufi menjadi staf khusus Ketua Dewan Pengawas TVRI, Arief Hidayat Thamrin, sekaligus bekerja sebagai tenaga lepas di TV Muhammadiyah.

Sebelumnya, penemuan mayat pria mengejutkan warga sekitar.

Disebutkan Kapolsek Klapanunggal AKP Bimantoro Kurniawan mengatakan, mayat ditemukan oleh seorang pemulung tengah melintas sekira pukul 06:30 WIB. Jenazah Abdullah Fithri Setiawan telah dimakamkan satu liang lahat bersama sang ayah, yakni almarhum Zain Rasihun di TPU Budi Dharma, Semper, Jakarta Utara, pada Senin (19/11). (amryono prakoso/Tribunnews)

Berita Terkini