Dalam status Facebooknya, Hasyim menuliskan dirinya sungguh-sungguh mencintai Devi sampai mati.
Curahan hatinya itu sekaligus ingin membuktikan cintanya kepada Devi.
"Ketika semua mengetahui apa yang terjadi mungkin kalian menganggap aku adalah orang paling bodoh dan tolol yang pernah anda kenal," tulis Hasyim.
"Aku tahu dunia tak selebar daun kelor. Yang aku lakukan ini adalah pembuktian suatu perjuangan mempertahankan dan kesungguhan," tambah dia.
Kepala korban hancur
Jenazah Hasyim dan Devi dibawa ke Rumah Sakit Djasamen Saragih, Pematan Siantar pada Senin (7/1/2019) malam.
Petugas Rumah Sakit Djasamen Saragih melakukan uji forensik terhadap dua mayat ini kurang lebih lima jam.
Dokter Forensik Reinhard Hutahaean mengungkapkan jenazah korban masih ditahan untuk penyelidikan lebih lanjut.
Menurut dia dua kepala sepasang kekasih itu hancur.
"Perempuan di sisi kepala sebelah kiri. Laki-laki di kepala bagian depan. Semua hancur," ujar dia ditemui di RS Djasamen Saragih, Selasa (8/1/2019).
Berdasar lukanya, jarak tembak dari senjata api ke kepala kurang lebih 50 sampai 70 sentimeter.
Sementara, untuk jarak dekat di bawah 50 sentimeter.
Keduanya diduga bunuh diri di bawah 24 jam sampai dibawa ke rumah sakit.
Ia tak menjelaskan apakah keduanya sempat bercinta sebelum meninggal.
"Apakah ada tanda-tanda persetubuhan, saya tak bisa jawab. Dia ada lendir di situ. Kemaluan agak basah," beber dia.
Dikatakan Reinhard kelembaban bisa karena sperma atau karena keputihan, sejauh ini masih didalami tim medis.
"Secara penglihatan mata dalam keraguan dia tidak hamil. Namun, ada lendir itu ditemukan dalam rahim, warna putih," tambah dia. (Tribun Medan)