Megawati HUT ke-72, Sudjiwo Tedjo Kenang Kebersamaan 23 Tahun Lalu: Semoga Masih Bagai Sedia Kala

Penulis: Rr Dewi Kartika H
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (tengah) bersalaman dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) sebelum pengundian nomor urut partai politik peserta pemilu 2019 di Gedung KPU, Jakarta, Minggu (18/2/2018). KPU resmi menetapkan nomor urut 14 partai politik nasional dan 4 partai lokal DI Aceh untuk pemilihan umum tahun 2019. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Kritikan Fahri Hamzah tersebut direspons Menko Luhut berikutnya.

Menko Luhut memintanya agar menghitung dan memberikan anggaran pas untuk proyek ini.

"Suruh dia hitung, bawa sini, saya cium kakinya kalau saya salah," tegas Luhut di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta Pusat, Senin (25/6/2018).

Menurut penjelasan Luhut, tinggi tiang LRT untuk jalur layang sudah sesuai dan berdasarkan perhitungan yang panjang.

Luhut menjelaskan model LRT yang digunakan di Indonesia sesuai standar Internasional dengan mengikuti model LRT yang diterapkan di Perancis.

"Kami tuh pakai anak muda yang hitung semua, kita pakai standar dari Perancis, jadinya model ini kita beli. Model yang dari Perancis yang bisa kita jual ke orang lain," tutur Luhut.

Kritik Wapres JK

Sebelum #1km500 miliar menjadi trending topic di Twitter, Wapres JK menilai proyek LRT kurang efisien, berbiaya mahal dan letaknya bersebelahan dengan jalan bebas hambatan.

Dilansir Kompas.com dalam artikel Wapres Kalla Kritik Pembangunan LRT Jabodebek Kurang Efisien, Wapres JK mengkritik tiang LRT yang menjulang tinggi ke arah Bogor.

"Buat apa elevated kalau hanya berada di samping jalan tol?" tanya Wapres JK.

Setahu dia, biasanya LRT tidak dibangun bersebelahan dengan jalan tol dan harus terpisah.

Kritik Wapres JK ini disampaikan di depan anggota Ikatan Nasional Konsultan Indonesia di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (11/1/2019).

"Tapi bangunnya gitu. Itu kemungkinan, siapa konsultan yang memimpin ini? Sehingga biayanya (mahal) per kilometer. Kapan kembalinya kalau dihitungnya seperti itu?" lanjut Wapres JK.

Ia mengatakan, sedianya tak masalah bila biaya pembangunan LRT Jabodebek yang seharga Rp 264,7 miliar per kilometer itu berada di tengah kota.

Mantan Ketua Umum Golkar ini lantas membandingkannya dengan pembangunan MRT Jakarta yang menurut dia lebih efisien.

Wapres JK mengungkapkan harga pembangunan MRT per kilometernya tidak terpaut jauh dengan LRT, yakni Rp 331 miliar tiap kilometer.

Apalagi, sambung Wapres JK, MRT dibangun di lokasi permukiman dan perkantoran.

Ia mengapresiasi pembangunan MRT lantaran mempertimbangkan manajemen kemacetan.

"Mereka ada spesial konsultan untuk traffic management. Jadi kontraktornya di samping konstruksi sipilnya juga mempunyai konsultan traffic management bagaimana membangun supaya tidak macet dan bersih lagi (pembangunannya)," lanjut dia.

Diketahui, total anggaran proyek LRT Jabodebek adalah sebesar Rp 29,9 triliun.

Proyek ini terdiri dari sarana, prasarana, dan IDC (Interest During Construction).

Pembiayaan proyek dilakukan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebesar Rp 25,7 triliun.

Sementara itu, PT Adhi Karya (Persero) Tbk membiayai proyek sebesar Rp 4,2 triliun. (TribunJakarta.com/Kompas.com)

Berita Terkini