TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA -Presiden Jokowi menantang Prabowo Subianto melaporkan tuduhannya terkait kebocoran anggaran negara sampai Rp 500 triliun ke KPK.
Calon presiden urut 01 itu meminta capres 02 jika benar melaporkan, harus pula menyertai data dan fakta.
"Duitnya gede banget Rp 500 triliun. Laporin ke KPK dengan bawa bukti-bukti dan bawa fakta. Jangan asal," tegas Presiden Jokowi selesai menghadiri Perayaan Imlek Nasional 2019 di JI-EXPO, Kemayoran, Jakarta, Kamis (7/2/2019).
Presiden Jokowi juga menyinggung pernyataan Prabowo saat 2014 silam.
Ketika itu, disebut kebocoran anggaran sebesar Rp 7.200 triliun.
• Hotman Paris Singgung Pimpinan Parpol di Prostitusi Kelas Atas: Main di Hongkong Pakai Private Jet
• Gede Widiade Mundur dari Persija Jakarta: Capai Target Hingga Temuan Dokumen Keuangan yang Dirusak
• Budiman Sudjatmiko Sebut Pria Berlumpur Dadanya Sengaja Dipoles, Ini Balasan Kubu Prabowo-Sandi
• Sandiaga Uno Dikejar Fans Perempuan Lalu Histeris, Budiman Sudjatmiko: Saya Enggak Sefakir Itu
• Tak Terhitung Berapa Kali Pacaran, Hotman Paris Puji Meriam Bellina: The Greatest Love of My Life
• Cerita Hotman Paris Menangisi Dua Perempuan Berharga: Diikuti Penyesalan dan Kebanggaan
Saat ini, kebocoran anggaran disebut sebesar 25 persen alias Rp 500 triliun.
Menurut Presiden Jokowi, bila memang terdapat kebocoran yang disebut mencapai 25 persen dari total APBN tahun lalu atau sekitar Rp 500 triliun, segera lapor ke KPK.
"Duit gede banget itu," ungkap Jokowi.
Sebelumnya, Prabowo mengatakan pembangunan Indonesia seharusnya dinikmati oleh seluruh masyarakat.
Tapi kenyataannya anggaran yang disusun pemerintah setiap tahunnya justru bocor dikorupsi.
Berdasarkan data versinya, Prabowo menyebut kebocoran anggaran akibat mark up sekitar Rp 500 triliun per tahun.
"Dari Rp 2.000 triliun (anggaran pemerintah), hampir Rp500 triliun yang bocor. Uang ini hilang," ujar Prabowo Subianto di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Jokowi pilih menyerang
Ketua Tim Kampanye Daerah Jokowi-Ma'ruf Amin Jawa Barat Dedi Mulyadi mengomentari fenomena Jokowiyang belakangan terlihat agresif menyerang Prabowo-Sandiaga.
Dedi mengatakan, Jokowi sebagai capres petahana dinilai sudah terlalu sering bertahan.
“Kalau kata orang Betawi, elu jual gua beli. Memang sudah saatnya Pak Jokowi menyerang,” kata Dedi di Purwakarta, Rabu (6/2/2019).