Kabar Artis

Kisah Hidup Bob Marley, Legenda Reggae yang Tak Tewas Saat Ditembak hingga Diduga Palsukan Kematian

Editor: Erlina Fury Santika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Legenda reggae Bob Marley

Marley putus sekolah pada usia 14 tahun. Bersama Livingston, dia mencurahkan waktu untuk musik.

Dengan bimbingan Joe Higgs, Marley berupaya meningkatkan kemampuan bernyanyi.

Sampai akhirnya, dia bertemu dengan Peter McIntosh atau Peter Tosh yang akan memainkan peran penting dalam karier Marley.

The Wailers Leslie Kong, seorang produser rekaman setempat, menyukai karakter suara Marley dan membuat rekaman beberapa single, termasuk yang pertama berjudul "Judge Not" dirilis pada 1962. Dia tidak tampil baik sebagai artis solo, sehingga dia bergabung dengan teman-temannya.

Pada 1963, Marley, Livingston, dan McIntosh membentuk The Wailing Wailers, dengan single pertama berjudul "Simmer Down". Segera, lagu tersebut naik ke puncak tangga lagu Jamaika pada Januari 1964. Beberapa orang masuk dalam band seperti Junior Braithwaite, Beverly Kelso dan Cherry Smith.

Tahun berikutnya, band reggae ini merilis album pertama mereka, The Wailing Wailers, dengan single yang sukses "Rude Boy".

Ditinggalkan Braithwaite dan Kelso, The Wailers merilis album internasional pertama "Soul Rebels" pada 1970. Pada 1971, band ini merilis dua album populer, "Soul Revolution", dan "The Best of the Wailers".

Tahun berikutnya, Marley menandatangani kontrak dengan CBS Records yang berbasis di London. The Wailers tampil bersama I-Threes, grup wanita yang anggotanya termasuk Marcia Griffiths, Judy Mowatt dan istri Marley, Rita.

Band yang kemudian dinamakan Bob Marley & The Wailers, melakukan tur secara luas dan membantu meningkatkan popularitas reggae di luar negeri. Pada 1975, mereka mencetak hit Top 40 pertama mereka di Inggris dengan lagu "No Woman, No Cry."

Pernikahan dan Rastafari

Marley menikahi Rita Anderson pada 1966 dan menghabiskan beberapa bulan tinggal di Delaware, AS, bersama ibunya.

Ketika kembali ke Jamaika, dia mulai menjelajahi sisi rohaninya. Dia mengembangkan minat pada gerakan Rastafari.

Gerakan Rastafari baik secara agama dan politik dimulai di Jamaika sekitar 1930-an. Marley lalu menumbuhkan rambut gimbal khasnya.

Sebagai seorang Rasta yang taat, Marley bahkan mengikuti bagian dalam ritual penggunaan ganja. Gerakan tersebut meyakini jika merokok ganja dapat membersihkan tubuh dan pikiran, serta membawa jiwa lebih dekat kepada Tuhan.

Dari Jamaika, gerakan Rastafari menyebar ke seluruh dunia berkat popularitas dari Bob Marley. Lirik lagu dari bintang reggae itu penuh dengan berbagai doktrin Rasta.

Halaman
123

Berita Terkini