Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, SETU - M. Yusuf Rachman (40), pengemudi ojek online (ojol) yang mencalonkan diri jadi anggota legisltaif DPRD Kabupaten Bekasi dari PDI Perjuangan, tidak memiliki logistik penunjang kampanye yang memadai.
Yusuf saat dijumpai dikediamannya, Jalan Muara Bahari Agung Sunter, Desa Cijengkol, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, mengaku sampai detik ini belum sama sekali memasang alat peraga kampanye (APK) berupa spanduk, pamflet, atau bahkan kaos sekalipun.
Modal maju sebagai calon anggota legislatif (caleg) yang minim membuat Yusuf terpaksa memilih cara kampanye begerilya sosialisasi dari mulu ke mulu.
• Cerita Yusuf, Pengemudi Ojek Online yang Jadi Caleg DPRD Kabupaten Bekasi
Dibantu rekan sesama ojol, kampanye dilakukan secara sederhana dan sukarelawan.
"Alhamdulillah sampai saat ini belum pasang (spanduk)," kata Yusuf sambil tertawa saat ditanya berapa banyak APK yang dipasang untuk kampanye, Kamis, (7/3/2019).
Dia mengaku sampai saat ini belum mendapatkan dukungan partner dari sesama caleg untuk DPRD tingkat provinsi atau bahkan DPR RI.
Seperti caleg tingkat Kabupaten kebanyakan, biasanya mereka bekerja sama mendulang suara di daerah pemilihan tingkat kecamatan.
"Belum saya masih sigle fighter, pernah coba-coba ngajuin (partner) dengan beberapa caleg dari PDIP juga untuk Provinsi atau DPRRI, cuma kebanyakan mereka udah punya partner," katanya.
Untuk menjadi caleg DPRD Kabupaten Bekasi, Yusuf mengaku sudah habis sekitar Rp 30 juta, modal itu ia gunakan untuk keperluan seperti kelengkapan berkas, ongkos keliling sosialisasi ke daerah pemilihannya, hingga biaya mencetak atribut kampanye berupa stiker.
Adapun stiker untum kampanye dia baru mampu mecetak sebanyak tiga rim, stiker itu kata dia baru akan selesai cetak dan siap disebar melalui rekan dan saudara-sudaranya.
• Tak Kesampaian Jadi Kepala Desa, Pedagang Cakwe Keliling Nekat Jadi Caleg dengan Modal Rp250 Juta
"Stiker 3 rim total sekitar 4500 lembar, baru itu doang, Insya Allah mudah-mudan kalo ada rejeki lagi saya pengen pasang banner masing satu di tiap-tiap Desa," katanya.
Yusuf sendiri merupakan caleg DPRD Kabupaten Bekasi, daerah pemilihan (Dapil) III Kecamatan Tambun Selatan, nomor ururt 5 dari partai PDI Perjuangan.
Meski logistik pemilu yang minim, tidak melulu melunturkan semangatnya untuk mendulang suara dalam pesta demokrasi lima tahunan.
Dia bertekad, 30 hari sisa masa kampanye nantinya akan jadi momentum dirinya bersama rekan-rekan sukarelawan untuk bergerilya melakukan sosialisasi.
"30 hari sisa kampanye saya bakal lebih intens lagi, mungkin spanduk saya baru akan pasang pas 30 hari itu, soalnya kalo sekarang udah pasang spanduk, atau bikin sosialisasi modalny enggak ada" jelas dia.
Sejuah ini, dia tetap melakukan sosialisasi kampanye dengan cara menyambangi komunitas-kominitas ojol di daerah pemilihannya.
Disamping itu, dia juga meminta bantuan kepada rekan sesam ojol untuk memenangkan dirinya.
"Saya didorong jadi caleg juga dari mereka (Ojol) makanya saya memulai kampanye dari mereka juga, mudah-mudahan kalau emang bisa kepilih saya ingin aspirasi-aspirasi ojol ini bisa saya perjuangangkan," jelas dia.
• Jadi Caleg, Nur Wahid Pedagang Cakwe Keliling di Bekasi Siapkan Modal Rp 250 Juta
Dia sadar, keikutsertaanya dalam Pemilu 2019 sebagai caleg tentu memiliki banyak tantangan dan pesaing, terlebih kata dia, Dapil III DPRD Kabupaten Bekasi merupakan dapil favorit para politisi daerah, sudah barang tentu memiliki pesaing yang cukup berat.
"Saya bukan kader, ujug-ujug dateng masuk partai karena rekomendasi Mbak Ribka Tjiptaning (pengurus DPP PDIP), udah ada yang lebih dulu (masuk kader partai), mukjizat aja kalau saya bisa terpilih, modal tampang doang saya inikan," ucapnya lalu tertawa.