Curhat Lurah Jatipulo Ada Warga Sulit Didatangi Jumantik Malah Anjing yang Keluar

Penulis: Leo Permana
Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lurah Jatipulo, Ari Kurnia saat ditemui di Pos RW 07, Jatipulo Jakarta Barat, Jumat (29/3/2019).

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Leo Permana

TRIBUNJAKARTA.COM, PALMERAH - Lurah Jatipulo, Ari Kurnia mengatakan hingga saat ini masih ada warga yang sulit didatangi Jumantik (Juru Pemantau Jentik) saat kegiatan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk).

Bahkan di antaranya saat didatangi rumahnya, bukan pemilik rumah yang keluar melainkan hewan peliharaan atau pembantu rumah tangga yang keluar.

Ia menjelaskan hal itu terjadi pada warganya yang rata-rata menengah atas.

Lain halnya dengan warganya yang tinggal di pemukiman padat penduduk.

"Kalau kita kan di Kelurahan Jatipulo ini di tiga RW permukiman mewah ya, lalu tujuh RW yang masuk dalam permukiman padat, kalau permukiman padat ini cenderung warganya masih nuansa kampung, jadi kalau didatangi kader mereka lebih welcome begitu," katanya saat ditemui di Pos RW 07, Jatipulo, Jumat (29/3/2019).

"Tapi kalau tiga rw yang rata-rata menengah ke atas, ini yang justru sulit didatangi jadi lebih menutup diri dia. Yang ada anjingnya atau pembantunya yang keluar," lanjut dia.

Menurutnya hal itu karena warga yang memiliki pembantu merasa lingkungan rumahnya sudah bersih dari jentik.

"Sedangkan pembantu itu kadang tidak mengecek talang air, dispenser, ketika kita masuk ternyata ada jentiknya, akhirnya kita tempelkan stiker merah supaya warga di situ tahu, dan dia ada semacam teguran untuk membersihkan rumahnya bebas dari jentik," ujar dia.

Untuk bisa masuk ke rumah-rumah warganya tersebut, Ari menyampaikan pihaknya melakukan tiga hal.

Di antaranya, pertama pihaknya memasang spanduk di sekitaran rumah atau komplek-komplek yang warganya susah itu.

Hal itu, kata Ari agar mereka saat mondar-mandir mengendarai mobil atau sebagainya, mereka baca spanduk itu.

"Bahwa mereka harus mendukung kader-kader Jumantik ini kan mereka sudah ikhlas sudah secara tulus korbankan waktu dan tenaga untuk membantu supaya jentik ini tidak menyebar, nah dia harus welcome," terang Ari.

Kemudian langkah lainnya melalui tokoh-tokoh masyarakat.

Ia menerangkan pihaknya sudah membuat surat edaran sebelum pelaksanaan PSN.

Surat edaran itu disampaikan pengurus RT ke masyarakat bahwa akan dilakukan PSN.

Sehingga kalau pemilik rumah tidak berada di rumah, bisa berpesan ke pembantunya.

"Tolong itu dilayani untuk kader Jumantik supaya dia bantu kita memeriksa rumah," ucap Ari mencontohkan.

Langkah ketiga, setiap kader Jumantik ini wajib didampingi dengan Satpol PP dan PPSU.

"Karena pertama kita menghindari kejadian seperti di Lenteng Agung, Jaksel, yang kader jumantik dipukulin kan makanya Satpol PP kita sudah brifing atau arahkan dampingi, tapi tetap secara persuasif dan santun begitu," jelas Ari.

"Lalu PPSU kenapa juga kita minta dampingi, karena bisa jadi nanti ada hal-hal yang mau diperiksa oleh kader Jumantik tapi karena mereka didominasi perempuan dia nggak bisa buka, misalkan saluran air nggak bisa dibukanya, nanti PPSU yang bantu," tambah dia.

Ari pun mengharapkan masyarakat harus menyadari bahwa kunci pemberantasan sarang nyamuk adalah gerakan masyarakat.

Lakukan Kegiatan PSN, Lurah Jatipulo Sebut Ada Penurunan Jumlah Jentik di Wilayahnya

Anies Baswedan Bakal Awasi Lurah dan Camat Lewat Sistem Terintegrasi

"Tapi ini gerakan masyarakat makanya tadi saya sampaikan suksesnya pemberantasan sarang nyamuk itu ketika masyarakat dia sudah berdaya sendiri, dia melakukan self Jumantik itu tandanya sukses," tuturnya.

"Jadi bukan kasusnya sedikit yang tandanya sukses, melainkan ketika masyarakat itu sudah menyadari perihal self Jumantik, misalkan dari rumah saya sendiri, nanti kalau rumah saya sudah ok, kanan kiri depan rumah saya harus saya sampaikan, semangatin agar self Jumantik juga itu baru kunci suksesnya," lanjut Ari.

Berita Terkini