Mirip Bom Surabaya, Bom Teroris di Bekasi Ternyata High Explosive disebut The Mother of Satan

Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo

TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri menyita sejumlah bom rakitan mulai dari yang siap ledak hingga setengah jadi.

Barang bukti yang disita itu didapat dari penangkapan 6 orang terduga teroris di Bekasi dan Tegal pimpinan Solikin (34) alias SL, pada 4 dan 5 Mei 2019.

Selain itu juga disita sejumlah bahan lain yang juga menjadi campuran untuk bom rakitan. Totalnya ada 21 item barang bukti yang disita Densus 88.

Dari pemeriksaan diketahui bahwa semua bom yang dirakit para terduga teroris ini berbahan utama Triacetone Triperoxide (TATP) atau yang dikenal sebagai “The Mother of Satan”, karena efeknya yang sangat merusak, tidak mudah terdeteksi, daya sensitivitas tinggi dan mudah didapatkan di pasaran.

"Jadi bahan utama bom yang dirakit kelompok yang dipimpin SL ini adalah TATP atau Triacetone Triperoxide," kata Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Senin (6/5/2019).

Dengan bahan utama TATP katanya bom kelompok Solikin ini sama dengan bom yang digunakan para teroris di Surabaya pada Mei 2018 lalu.

"Komponen bom kelompok SL ini high explosive. Jenis bomnya ini hampir sama dengan bom yang digunakan pada saat serangan bom di Surabaya. Baik yang di tiga gereja maupun yang di Mapolrestabes Surabaya," kata Dedi.

Barang bukti dan bahan pembuat bom yang disita dari mereka kata Dedi ada 21 item.

Mulai dari handphone sebagai detonator, serta bahan yang dijadikan bom mulai dari serbuk TATP, serbuk gergaji, serbuk campuran pupuk, serbuk korek api, timbangan, kotak bahan khusus untuk bom, gula, sisa ujicoba pembakaran, botol, tupperware, pisau, baterei panasonic, kertas mnyak dan lainnya.

Ia menjelaskan kelompok ini akan memanfaatkan gerakan massa atau aksi people power di pemilu ini dalam melakukan serangan.

Selain itu kelompok teroris Bekasi pimpinan Solikin ini juga berencana meledakkan dan menyerang pos polisi di Jati Asih, Bekasi.

Menurut Dedi kelompok pimpinan Solikin ini adalah kelompok terstruktur yang memiliki sejumlah tujuan dan rencana dalan aksi terornya.

"Pertama adalah amaliah dengan sasaran anggota kepolisian yang bertugas. Mereka berencana merampas senjata polisi, dilukai atau dibunuh," kata Dedi.

Yang kedua katanya kelompok ini memanfatkan momentum pemilu khususnya yang ada di Jakarta.

"Jika di Jakarta ada unjuk rasa yang mengarah tindakan anarkis dan chaos maka itu dijadikan momentum untuk melakukan serangan aksi bom bunuh diri atau aksi terorisme," kata Dedi.

Sehingga ini bisa menjadi pemantik kelompok lainnya melakukan hal yang sama.

"Apabila ada kejadian semacam people power, maka itu menjadi sarana bagi kelompok ini melakukan aksi terorismenya. Baik dengan bom bunuh diri atau bom lempar," kata Dedi.

Kelompok ini katanya juga akan menyerang salah satu pos polisi di Jati Asih, Bekasi.

"Target pos polisi di Jatiasih sudah digambar untuk dijadikan sasaran serangan," kata Dedi.

Ia menjelaskan sebanyak 6 orang terduga teroris dibekuk Tim Densus 88 dari Bekasi dan Tegal selama dua hari yakni Sabtu (4/5/2019) dan Minggu (5/5/2019).

Mereka adalah satu kelompok yang dipimpin SL alias Solikin dan merupakan bagian jaringan JAD Lampung. SL dibekuk lebih dulu di Babelan, Bekasi, Sabtu (4/5/2019).

Sebelumnya dua orang bagian kelompok ini juga dibekuk di Bitung, Sulawesi Utara, 2 Mei lalu yakni RH dan M.

Dari enam terduga terduga teroris yang ditangkap di Bekasi dan Tegal, satu orang meninggal dunia ditembak anggota Densus 88.

Yakni T (34) yang dilumpuhkan di Jatikramat, Bekasi, Minggu (5/5/2019).

Saat dilumpuhkan petugas, T bersiap melempar bom ke arah petugas. Sehingga T ditembak polisi dan akhirnya bom meledak di tangan T.

Dedi menjelaskan pada Sabtu (4/5/2019) ada tiga terduga teroris yang dibekuk. Mereka adalah SL (34) alias Solikin, yang merupakan pimpinan kelompok dan ahli merakit bom, AN (20) dan MC (28).

SL ditangkap di Jalan Pondok Ungu Permai Sektor V, Bahagia, Babelan, Bekasi, pada Sabtu sekira pukul 04.34. "Ia merupakan DPO atau buronan kami karena bagian kelompok JAD Lampung," kata Dedi di Mabes Polri, Senin (6/5/2019).

Sedangkan AN (28) ditangkap di Jalan Keramat Kedongdong, Kelurahan Mangun Jaya, Kecamatan Tambun Selatan, Bekasi, Sabtu sekitar pukul 08.49. "Ia menyembunyikan DPO kelompok JAD Lampung.

Sementara MC katanya ditangkap di Jalan Waringin, Gang13 Nomor 27, RT 4 RW 4, Kelurahan Mintaragen, Kecamagan Tegal Timur, Jawa Tengah, Sabtu pukul 14.30. "Keterlibatannya juga karena menyembunyikan DPO JAD Lampung," kata Dedi.

Dari penangkapan ketiganya kata Dedi kemudian Densus 88 melakukan pengembangan dan menangkap tiga orang lainnya di Bekasi.

Yakni MI yang juga berperan membuat bom dengan bahan TATP bersama Solikin serta menyembunyikan DPO, S dan T.

"Kemudian kami tangkap IF alias Samuel juga di Bekasi. Samuel ini memiliki kemampuan merakit bom yang lebih senior dibanding SL," kata Dedi.

Jika SL adalah leader yang jug memiliki kemampuan merakir bom, Samuel memiliki kemampuan merakit bom jauh lebih baik dibanding SL

"Dia sudag membuat rangkaian bom bersama SL," katanya.

T kata Dedi saat akan ditangkap melakukan perlawanan dengan hendak melemparkan bom sumbu berbahan utama serbuk TATP ke arah petugas.

"Sehingga dilakukan tindakan terukur untuk melumpuhkannya dengan dilakukan tembakan ke T. Sehingga yang bersangkutan tertembak dan bomnya meledak," kata Dedi. (Budi Sam Law Malau)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Terungkap! Bom Kelompok Teroris di Bekasi Serupa dengan Bom Surabaya dan High Explosive

Berita Terkini