Engkos (47), petugas makam di TPU Kober Wakaf Balekambang membenarkan bila tak ada perlakuan khusus di makam Ki Tua, Pangeran Astawana, dan Dato Imut.
Layaknya makam lain, dia hanya menyapu bagian sekitar makam agar tak kotor dan memangkas rumput sehingga peziarah tetap nyaman ketika beriziarah.
"Dari dulu memang kondisinya dibiarkan seperti ini, enggak ada yang dirubah. Saya juga merawatnya biasa saja, tidak ada perlakuan khusus. Dirawat seperti makam lainnya saja. Tapi ini memang termasuk makam tertua di Condet," kata Engkos.
Pantauan TribunJakarta.com, akses menuju makam Ki Tua merupakan yang tersulit karena berada di bantaran Sungai Ciliwung dan cenderung tak terlihat jelas bila tak jeli.
Makam Ki Tua terletak sekitar 100 meter dari makam Pangeran Astawana yang juga tak memiliki batu nisan, gundukan tanahnya hanya dikelilingi bata merah yang tampak uzur.
Makam Dato Imut merupakan yang paling mudah dicapai peziarah, letaknya di sisi kiri sekitar lima meter dari pintu masuk TPU Kober Wakaf Balekambang.
Beda dengan makam Ki Tua dan Pangeran Astawana, terdapat nisan makam Dato Imut walau tak tertera kapan waktu almarhum meninggalkan dunia.
(Bima Putra/Nur Indah Farrah Audina)