"Anda jadi itu karena warga, bukan karena tim. Tim tidak ada apa-apanya. Komitmen dan konsisten. Kalau sudah bilang A itu A, begitu juga di dalam harus kritis jangan sampai seperti caleg yang lain, ada kompromi-kompromian."
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Sepeninggal Jokowi dan Ahok tak lagi memimpin DKI Jakarta, Iwan Mulyadi sempat bertanya-tanya siapa yang akan memperjuangkan warga.
Pria kelahiran Betawi warga Rawa Belong ini merasa nyawa anaknya yang masih bayi korban kecelakaan tertolong berkat kebijakan Kartu Jakarta Sehat era Jokowi-Ahok.
Iwan pernah menjadi saksi untuk suara Ahok-Djarot Saiful Hidayat di Pilkada DKI Jakarta 2017. Ahok-Djarot lalu kalah dari Anies-Sandi di putaran kedua.
Di Pemilu 2019, Iwan tak kapok menjadi saksi untuk mengamankan suara pemimpin yang menurutnya bekerja untuk rakyat, yakni Jokowi-Ma'ruf.
Koordinator Saksi TKN Jokowi-Ma'ruf tingkat Kecamatan Grogol Petamburan ini juga menjadi saksi untuk suara Ima Mahdiah, caleg Dapil Jakarta X.
"Mendukung seseorang orang dan memang dia komit untuk warga, amanah, konsisten, saya akan berjuang habis-habisan," ujar Iwan kepada TribunJakarta.com di Grogol Petamburan, Sabtu (4/5/2019).
• Cerita Mantan Sopir Jadi Saksi Suara Jokowi, Bersyukur Ketika Anaknya Terbantu Kebijakan KJS
• Pajang Foto Ahok di Spanduk Kampanye, Ima Mahdiah Ceritakan Suka Dukanya: Didebat Warga
Mulanya tak kenal
Iwan mulanya tak mengenal Ima Mahdiah. Suatu hari rekannya di Tamansari, Jakarta Barat, menawarkannya sebagai saksi Ima Mahdiah.
Ia sempat bertanya siapa Ima Mahdiah? Kalau stafnya Ahok sejak kapan? Dari temannya itu Iwan perlahan mengenal Ima Mahdiah termasuk mendalami sepak terjangnya.
"Komitmen atau enggak didikannya Pak Ahok ini. Masuk tidak dengan beliau. Ternyata masuk kurang lebih sekitar 80 persen menyerap ilmunya Pak Ahok. Di situ saya mau berjuang demi Ima Mahdiah," aku dia.
Mengaca pada caleg-caleg sebelumnya, Iwan enggan kecele sehingga perlu mencari tahu sosok Ima Mahdiah kenapa sampai harus digolkan sebagai wakil rakyat.
Bagi dia, mengetahui jejak rekam caleg sebagai pemimpin untuk menyerap aspirasi konstituen dan memperjuangkannya adalah hal penting.
Berjalannya waktu, Iwan perlahan mengenal Ima Mahdiah dan tim kampanyenya tidak pernah menggunakan politik uang, bagi-bagi sembako.
Inilah yang membuat Iwan lebih terdorong mendukung Ima Mahdiah, mengkampanyekannya kepada warga Dapil Jakarta 10, khususnya teman atau jaringannya di kompleks-kompleks maupun di kampung-kampung.