Ia hanya pasrah dengan keadaan, tapi pertolongan datang dari seorang dokter wanita mengarahkan Iwan untuk mengurus KJS.
"Pak, coba bapak urus saja KJS. Kalau tidak sore ya besok pagi," kata dokter seperti ditirukan Iwan.
Berbekal saran dokter yang ia lupa namanya, Iwan mengurus pembuatan KJS dari tingkat kelurahan, kecamatan, sampai tingkat kota. Birokrasinya lancar dan warga sangat begitu dilayani.
"Dipermudah banget. Lah, sampai lurah pun mau jalan disempatkan tanda tangan (berkas, red) di kaca. Gubernurnya masih Jokowi-BTP," cerita Iwan.
Berkat KJS, pengobatan anak Iwan selama 14 hari ditanggung. Jika ditotal kurang lebih mencapai Rp 45 juta.
Hati Iwan tergerak dengan birokrasi pelayanan publik era Jokowi-Ahok begitu mudah. Dalam hati ia mengucap pemimpin seperti inilah yang harus diperjuangkan.
Ketika Ahok kembali maju Pilgub DKI Jakarta 2017, berdampingan dengan wakilnya, Djarot Saiful Hidayat, Iwan menjadi saksi untuk mengawal suara mereka.
Suka duka Iwan menjadi saksi Ahok-Djarot akan diceritakan di bawah.
Berkat KJS, Iwan merasa diringankan dengan pengobatan anaknya.
Hati kecilnya berbisik bagaimana mungkin dirinya sebagai warga biasa bisa bertemu dengan Jokowi yang saat itu masih Gubernur DKI Jakarta.
Tuhan menjawab doa Iwan. Ia dapat berjumpa saat Jokowi kunjungan ke SMK 13 di Palmerah.
Di kesempatan itu Iwan sempat menyalami Jokowi dan mengucapkan terima kasih karena program KJS membantu pengobatan anaknya yang kecelakaan.
"Itulah yang bisa saya perbuat untuk warga Jakarta," kata Jokowi seperti ditirukan Iwan yang sampai sekarang masih mengingatnya.
Ucapan Jokowi membuat Iwan tersentuh, sampai meyakinkan dirinya ternyata ada pemimpin kayak begini.
"Itu yang saya rasakan, enggak tahu kalau yang lain. Ini pengalaman pribadi saya. Pemimpin yang begitu sih harusnya diperbanyaklah," saran Iwan Mulyadi.