Lantaran ditutup, mulai lusa Eman menuturkan pengguna jalan harus mengambil rute lain yang disiapkan Sudin Perhubungan Jakarta Timur.
"Dari Jalan Pisangan Lama Barat menuju Jalan I Gusti Ngurah Rain akan dialihkan ke Jalan Pisangan Lama Selatan, berlanjut ke Jalan Pisangan Lama Timur ke Jalan Bekasi Timur Raya," kata Eman di Pulo Gadung, Jakarta Timur, Kamis (9/5/2019).
Selanjutnya pengguna jalan harus berputar balik, naik Fly Over hingga berputar di depan Kantor Imigrasi Klas I Jakarta Timur.
Arus lalu lintas dari Jalan I Gusti Ngurah Rai atau dari Stasiun Jatinegara ke Jalan Pisangan Lama akan dialihkan menuju putaran Jalan Jenderal Ahmad Yani.
Kemudian pengguna jalan harus berputar lagi di Jalan Kebon Sereh Barat lalu berbelok kiri ke Jalan Pisangan lama Raya.
"Hal ini kami lakukan untuk menjaga keselamatan para pengendara karena meningkatnya perjalanan kereta api setelah DDT dioperasikan," ujarnya.
Selain perlintasan sebidang di Jalan Pisangan Lama, diaktifkannya DDT juga membuat perlintasan sebidang dekat Stasiun Cakung ditutup.
Eman menyebut Sudin Perhubungan Jakarta Timur akan menempatkan sejumlah personel dan rambu guna membantu pengguna jalan.
Pro Kontra
Penutupan Perlintasan Sebidang Kereta Api Nomor 52 di Pisangan Lama dan Perlintasan Kereta Api Nomor 66 di Jalan Stasiun Cakung, menimbulkan pro dan kontra.
Penutupan ini sehubung akan diberlakukannya Double Double Track (DDT) lintas Manggarai-Cikarang.
Untuk itu, Kepala Seksi Lalu Lintas Sudin Jakarta Timur, Andreas Eman sudah melakukan sosialisasi penutupan perlintasan sejak awal bulan April.
Meskipun sudah dilakukan sosialisasi, hal ini menimbulkan pro dan kontra baik dari warga sekitar lokasi maupun pengguna kendaraan yang melintasi jalur tersebut.
Rudi, Supir Angkot 02 mengaku mendukung penutupan di Perlintasan KA Nomor 52, Pisangan lama namun tetap mengeluhkan akses memutar yang jauh.
"Setuju kalau perlintasan di tutup, karena untuk mengurangi bahaya akibat rel kereta ganda yang nanti bakalan beroprasi. Tapi resikonya saya memutar jadi lebih jauh. Jadi harus ke Cipinang Lontar. Ibaratnya resiko juga. Apalagi saya supir angkot yang memang aksesnya tiap hari lewat sini. Jadi lebih terasa kalau harus memutar jauh," katanya, Selasa (9/4/2019).