TRIBUNJAKARTA.COM, SENEN - Muhammad Dzul Fakhri tercatat senagai siswa peraih nilai Ujian Nasional (UN) terbaik untuk sekolah menengah atas (SMA) bidang penjurusan IPA. Nilai rata-ratanya 100,00.
Siswa SMAN 68 Jakarta itu tak merasa besar kepala atas prestasinya.
Kepada wartawan Warta Kota Anggie Lianda Putri, Dzul mengaku bersedia bila diminta mengajari rekan-rekannya.
Ia pun memberi tip bagaimana cara belajarnya sebelum menghadapi ujian.
Berikut petikan wawancara dengan Dzul yang berlangsung Kamis (16/5) lalu, di sela-sela kesibukkannya mendaftar ke universitas unggulan di Jawa Barat.
• Jadi Rujukan Masuk SMA Favorit, Ini 10 Peringkat SMA Negeri dan Swasta Terbaik Hasil UN 2019
Kamu dapat nilai sempurna dari empat mata pelajaran yang diujikan di UN yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan pilihan mata pelajaran Fisika, Kimia atau Biologi. Kamu menyangka bisa dapat nilai 100?
Enggak. Karena selesai ujian, saya dan teman-teman sempat me-review soal-soal yang telah dikerjakan.
Ada beberapa soal yang saya ragu jawabannya. Nah di situ saya merasa enggak mungkin dapat nilai maksimal.
• Daftar 10 Siswa Berprestasi dengan Nilai Terbaik UNBK 2019 dan 5 SMA Peraih Nilai Tertinggi di DKI
Memangnya seberapa sulit UN kemarin?
Tingkat kesulitannya lebih dari UN yang tahun lalu dan ini menurut saya lebih menguras otak.
Dari empat mata pelajaran, mana yang paling sulit?
Bahasa Indonesia, karena semua jawabannya benar. Tapi kami masih suruh nyari yang paling tepat. Itu sempat bingung juga sih milihnya.
Persiapan belajar untuk UN kemarin berapa lama?
Sebentar sih, karena semester 1 saya fokus untuk Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK).
Nah yang benar-benar belajar untuk UN fokusnya mulai kelas 12 semester 2, dekat-dekat UN saja.
• Siswa SMA Negeri 68 Dapat Nilai 100 di UNBK, Kepsek : Bakatnya Sudah Ada Sejak Kelas 1
• Mengenal Dzul Fakhri, Pelajar SMA Negeri 68 yang Raih Nilai Rata-rata 100 dalam UNBK 2019
Kamu ikut bimbingan belajar tambahan di luar sekolah?
Ikut, tiga hari dalam seminggu. Hari Senin, Rabu, dan Jumat.
Dalam sehari menghabiskan berapa jam untuk belajar?
Cuma dua jam kayaknya, karena menurut saya, belajar itu tidak perlu dipaksa, nanti justru enggak masuk sama sekali. Jadi santai aja.
Apa cita-cita kamu?
Guru atau akademisi. Saya enggak mau cuma saya sendiri yang menerima manfaat ilmu, tapi saya pengin semua ilmu yang saya miliki bisa disalurkan juga ke orang lain.
Ada saran agar bisa mendapat nilai bagus seperti kamu?
Pertama, yang paling terpenting itu belajarnya jangan dipaksa.
Kedua, kita harus punya rencana dalam belajar. Misalnya hari ini kita kelarin 1 bab saja, terus besoknya belajar bab yang lain.
Ketiga, kalau mau ulangan, belajarnya jangan sistem kebut semalam karena yang ada nanti malamnya mabuk, besoknya capek, dan waktu ujian malah nge-blank.
Jadinya kalau mau ulangan mendingan dicicil belajarnya, seminggu sebelum hari-H misalnya. Biar nanti sehari sebelum ujian cuma ngulang, tidurnya juga lebih nyenyak.
Saya siap mengajari teman-teman atau junior yang kesulitan dalam belajar. Bahkan saya siap datang kalau diminta.
Apa hobi kamu?
Baca komik dan novel. Lebih suka di rumah daripada nongkrong di kafe.
Suka nge-game?
Iya 'Cookie Run'. Kalau game online yang sekarang lagi ramai justru saya nggak suka. Memorinya gede, bikin HP lemot, dan takut ketagihan.
Bagaimana peran orangtua untuk menumbuhkan minat belajar kamu?
Mereka justru nggak pernah nyuruh saya belajar. Mereka percayakan semuanya kepada saya. Sesekali pernah mengingatkan agar bisa bagi waktu. Tapi kalau memantau nilai, orangtua saya rajin. Mereka tanya, bagaimana nilai ulangan? Nilai ujian? Itu kami selalu berdiskusi. (Anggie Lianda Putri)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Siswa SMA 68 Peraih UN 100, untuk Ujian Belajarnya Santai Jangan Sistem Kebut Semalam