Ia lantas menganalogiknnya dengan pertandingan sepak bola.
• Harry Tjahaja Purnama Pajang Foto Ultah Ibunya Bareng Keluarga, Keberadaan Ahok & Puput Jadi Sorotan
• Kriss Hatta Tak Bantah Lakukan Kekerasan, Hilda Vitria: Dia Nonjok Mata Saya, Pokoknya Kayak Setan
"Padahal itu hak saya, ini ada pertandingan kalau saya analogikan Barca lawan Real Madrid," kata Ani Hasibuan.
"Saya penggemar Barca masa enggak boleh?"
"Setelah itu saya bicara lain masa jadi salah, apa urusannya?" tambahnya.
• Dihujat Curi Foto Selebgram Ukraina di IG, Ayu Ting Ting Akhirnya Buka Suara: Saya Juga Kaget
• Akan Lakukan Ini di 22 Mei, TKN Singgung Hubungan Prabowo & Ahok: Dulu Dukung, Kini Musuh Bebuyutan
Siapa Sebenarnya Dokter Ani Hasibuan?
Ani Hasibuan adalah seorang dokter syaraf yang sempat menjadi sorotan atas pernyataannya yang menyinggung penyebab kematian petugas KPPS bukan karena kelelahan.
Hal itu disampaikannya dalam acara "Catatan Demokrasi Kita", tvOne, seperti yang diunggah pada Youtube Channel Indonesia Lawyers Club, Selasa (7/5/2019).
Dikutip www.tribunnews.com, Ani awalnya mempertanyakan mengapa banyak petugas KPPS yang meninggal dunia di sela kerja.
“Saya sebagai dokter dari awal sudah merasa lucu, gitu. Ini bencana pembantaian atau pemilu? Kok banyak amat yang meninggal. Pemilu kan happy-happy mau dapat pemimpin baru kah atau bagaimana? Nyatanya (banyak yang) meninggal,” ujar Ani.
Kemudian, Ani menyanggah pernyataan pihak KPU yang menyebutkan bahwa kasus meninggalnya petugas KPPS disebabkan kelelahan bekerja.
“Kalau kita bicara fisiologi, kelelahan itu kan kaitannya dengan fisik. Kalau orang beraktivitas, dia pakai gula metabolisme. Kalau habis capek. Dia hipoglekimia dia lapar. Kalau enggak oksigennya dipakai dia ngantuk. Jadi orang capek itu, dia ngantuk, dia lapar. Kalau dipaksa, dia pingsan, enggak mati dong,” ujar Ani.
Ani juga berpendapat, beban kerja petugas KPPS pada Pemilu 2019 ini tidak terlalu berat.
Ia membandingkannya dengan dokter yang sedang mengambil spesialis.
“Saya melihat beban kerjanya. Ada di laporan kerja saya. Itu beban kerjanya saya tidak melihat ada fisik yang capek. Yang saya tahu, dokter yang ambil spesialis itu capek kerja tiga hari tiga malam tidak ada yang mati. Yang ada itu malah tambah gendut,” kata Ani.
Ani menambahkan, kemungkinan penyebab kematian adalah penyakit yang sudah diderita petugas KPPS. Ia mencontohkan seseorang yang terkena tumor otak.