“Saya sudah ada data, nanti abis Lebaran saya akan presentasikan,” ucap Anies di Jalan Makam Wakaf Cilandak Barat, Jakarta Selatan, Jumat (6/6/2019).
Anies Baswedan mengatakan, salah satu cara untuk mengurangi polusi udara, yakni melakukan perubahan perilaku dari tiap komponen yang menjadi penyebab adanya polusi udara.
“Ini perubahan perilaku yang harus kita lakukan. Perilaku dunia usaha, perilaku berumah tangga, perilaku pribadi dan perilaku pemerintah. Karena perilaku kitalah yang menyisakan seperti ini dan kerusakan itu harus diubah,” ujarnya.
Menurut Anies Baswedan, tidak cukup hanya pemerintah yang mengatasi dengan adanya polusi udara ini.
Semua komponen, lanjut Anies, pun harus terlibat mengubah perilaku mengurangi polusi udara.
“Kami beri contoh kendaraan pemerintah aja ya misalnya. Dari 17 juta kendaraan mobil, mobil milik pemerintah hanya ada 141.000 (unit). Ini tidak sampai 1 persen karena 1 persen dari 17 juta kendaraan adalah 170.000. Jadi kalau pemerintah aja yang koreksi tidak cukup, yang paling besar justru rumah tangga dan swasta,” ucapnya.
Sebelumnya, hasil studi oleh Greenpeace dan IQ AirVisual yang dipublikasikan oleh media sosial instagram @koalisipejalankaki pada Selasa (4/6/2019) menunjukkan bahwa Jakarta menempati puncak daftar kota paling berpolusi di Asia Tenggara pada tahun 2018.
Dalam keterangan itu dijelaskan bahwa kualitas udara Jakarta semakin memburuk saat kendaraan meninggalkan Jakarta. Puncaknya, pada Selasa pagi, kualitas udara Jakarta masuk kategori very unhealthy.
Penjelasan PLN
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) merespon tudingan soal polusi udara buruk di Jakarta disebabkan oleh pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang bahan bakarnya dari batubara.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan bahwa salah satu sebab udara Jakarta buruk karena adanya PLTU batubara.
Executive Vice President Public Relation and CSR PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Dwi Suryo Abdullah menerangkan PLN selalu berupaya untuk menaati peraturan dan perundang undangan tentang Lingkungan Hidup yang berlaku, yang setiap bulannya secara periode memberikan laporan Kementrian Lingkungan Hidup.
Dari Laporan yang telah disampaikan ke Kementrian Lingkungan Hidup dari ketiga Pembangkit Listrik yang memasok listrik Jakarta (Pembangkit di Muara Karang, di Priok dan yang di Lontar) mendapatkan penghargaan PROPER HIJAU. Pembangkit Listrik yang ada di wilayah DKI Jakarta antara lain:
1. PLTGU Muara Karang Kapasitas 1.219 MW.
2. PLTU Muara Karang, kapasitas 400 MW.
3. PLTGU Priok Kapasitas 2800 MW.
Alhasil, kata Dwi, total kapasitas tiga pembangkit yang masuk di wilayah Jakarta sebesar 4.419 MW.