Tak lama, Awal pun menelepon pihak pemesan makanan dan minuman tersebut.
"Halo, pak saya tidak bisa lewat ke gedung MK. Saya di depan gedung Museum Nasional, Museum Gajah. Bapak sini saja ya. Soalnya saya tidak tahu lewat mana lagi. Motor saya terparkir di trotoar jalan," kata Awal kepada pemesan makanan melalui sambungan telepon.
Selang beberapa menit, dua orang anggota Brimob berpakaian lengkap datang menghampiri Awal.
"Ini pesanan saya ya? Mas Awal nama drivernya," kata seorang Brimob berambut cepak tersebut.
"Iya pak, maaf ya pak saya bingung lewat mana lagi. Mohon maaf ya pak," balas Awal, menanggapi.
Seorang Brimob tersebut pun segera mengeluarkan uang pecahan Rp50 ribu.
"Berapa totalnya?" tanya Brimob.
• Kenakan Rompi dan Bawa Spanduk, Massa Mulai Berdatangan Menuju Gedung MK
"Sembilan puluh lima ribu, pak," jawab Awal.
Brimob tersebut pun memberi uang pecahan Rp50 ribu sebanyak dua lembar.
"Ini pegang. Terima kasih, maafin saya ya jadi bikin repot dan menunggu lama," ujar Brimob.
"Iya pak, sama-sama. Terima kasih juga ya pak," jawab Awal sambil melangkahkan kaki, menjauh dari lokasi.
Jalan ditutup lalu lintas sekitarnya macet
enutupan beberapa ruas jalan lantaran adanya sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) berimbas pada kepadatan kendaraan di beberapa jalan.
Pantauan TribunJakarta.com pada Jumat (14/6/2019) dari beberapa ruas jalan seperti di Jalan Medan Merdeka Timur hingga Jalan Katedral kendaraan roda empat hanya mampu berjalan setiap 30 detik sekali.
Sementara sejumlah sepeda motor nekat untuk melewati trotoar agar lepas dari kepadatan.
• Jalan Medan Merdeka Barat Steril dari Kendaraan, Arus Lalu Lintas Disekitar Gedung MK Dialihkan