Spanduk besar berwarna kuning pun menghiasai Jalan Perimeter Utara Bandara Soekarno-Hatta bertuliskan jeritan warga yang terdampak pembangunan Runway 3.
"Harga Mati.....!!!!! Bayarkan hak kami, eksekusi bukan solusi jika terjadi... Bahkan kami siap mati untuk pertahankan tanah kelahiran kami," tulisan di spanduk unjuk rasa warga di Jalan Perimeter Selatan.
Menurut Wawan, selama pembangunan Runway 3, warga Rawa Rengas dirugikan bukan hanya dari segi materi.
Mereka juga tidak dapat hidup tenang dan damai imbas dibangunnya proyek nasional tersebut seperti panas menyengat hingga banjir melanda bila turun hujan walau sebentar.
"Ketika panas gini ngebulnya panasnya minta ampun. Terus kedua ketika ini hujan, wilayahnya kami becek dan banjir," keluh Wawan.
Diketahui sebagian tanah tersebut memang tanah sengketa dari beberapa pihak sehingga warga RW 15 tersendat pembebasan lahan mereka.
Kata Wawan, terdapat setidaknya 145 kepala keluarga, dan sekira 715 jiwa di RW 15 yang terdampak pembangunan Runway 3 Bandara Soekarno-Hatta.
"Intinya kami tidak bicara lagi masalah harga, bagaimana pembangunan ini bisa cepat selesai dan kami bisa cepat pindah. Tuntutan dari warga ya itu, tanah tanah kami ini bersengketa dengam orang lain maka kami minta supaya hak terhadap bangunan kami ini dibayarkan terlebih dahulu itu solusi terbaik," ujar Wawan.